Ngobrol dengan Pemain Yowis Ben 3, Bayu Skak Tak Menutup Kemungkinan Sekuel

Ngobrol dengan Pemain Yowis Ben 3, Bayu Skak Tak Menutup Kemungkinan Sekuel

Putri Ayudya: Yowis Ben itu film pertama yang syuting di masa pandemi. Mulainya awal Desember 2020. Kami memberanikan diri, tapi ada perasaan was-was juga. Sempat bikin down mentally. Tapi untungnya pihak Starvision (rumah produksi) melakukan effort lebih. Prokesnya istimewa sekali. Ada quarantine bubble, yang nggak semua orang bisa masuk. Dan tiap minggu rapid test.

Clairine Clay: Iya, jari sampai bolong. Soalnya rapid-nya yang ditusuk itu lho.

Joshua Suherman: Yang kerasa banget itu aturan enggak boleh kumpul-kumpulnya ya. Soalnya di film pertama dan kedua, waktu break syuting kita biasa ngumpul sambil bahas ide. Nah, ide-ide adegan sering muncul spontan dari situ. Sekarang nggak bisa gitu. Soalnya kita habis syuting harus segera masuk kamar hotel. Strict aturannya.

Tadi Putri sempat bilang bahwa prokes sempat membuat down secara mental. Sempat berpengaruh ke akting?

Putri Ayudya: Jujur sempat deg-degan juga sih. Apalagi waktu syuting dapat kabar, kawan baik saya meninggal. Itu saya pas nggak ada jadwal syuting. Jadi saya ngendon di kamar. Teman-teman sampai datang mengetuk pintu kamar saya. Mau menghibur, tapi akhirnya jadi nangis bareng. Tapi, selanjutnya kami selalu berusaha untuk tampil happy.

Joshua Suherman: Kami saling menyemangati. Juga sering ngobrol bersama untuk membangun chemistry.

Syutingnya di empat kota ya?

Clairine Clay: Iya. Di Malang, Kediri, Banyuwangi, dan Solo. Tapi enggak bisa mengeksplorasi tempat-tempat menarik karena harus taat prokes. Dan tiap pindah kota, harus rapid test lagi.

Putri Ayudya: Tapi Yowis Ben 3 ini ditunjukkan lokasi-lokasi menarik juga. Diversity-nya juga makin kerasa. Bayu (yang juga menjadi sutradara dan penulis scenario) juga memasukkan unsur-unsur kebudayaan. Misalnya jathilan, membatik, dan sebagainya. Dan itu nyambung di cerita. Bukan cuma tempelan.   

Ada tiga lagu baru dalam Yowis Ben 3. Temanya lebih luas daripada soundtrack film pertama dan kedua. Ceritakan proses kreatifnya, dong.

Bayu Skak: Saat menulis, kami menyesuaikan dengan tema film. Misalnya, hidup kami dalam film tersebut kan susah. Meski susah, harus tetap bersemangat dan berusaha. Seperti dalam lagu Urip Mulyo. Dalam klip videonya diceritakan tentang kerasnya kehidupan. Banyak orang yang mengalami kesusahan. Tapi hidup harus terus berlanjut dan mereka harus memiliki tanggung jawab menghidupi keluarganya.

Joshua Suherman: Kalau Dulur Saklawase itu untuk lagu penutup. Dalam film sebelumnya judulnya Konco Seng Apik. Itu kami sebatas teman. Sekarang, di Yowis Ben 3, persahabatan kami sudah lebih erat. Sudah menjadi saudara atau dulur.

Bayu Skak: Lagunya selesai sekitar dua-tiga minggu sebelum syuting.

Ada cerita seru selama syuting?

Dono Pradana: Ada aja ya pokoknya. Termasuk ketika syuting kurang sehari. Sudah hampir selesai. Kami semua sudah mau pulang. Tapi, seperti biasa, rapid test lagi. Ternyata, saya reaktif. Devina (Aureel, pemeran Stevia, Red) juga reaktif. Kita dikarantina lagi, deh. Itu waktu kami di Malang. Akhirnya semua dikarantina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: