Ngobrol dengan Pemain Yowis Ben 3, Bayu Skak Tak Menutup Kemungkinan Sekuel

Ngobrol dengan Pemain Yowis Ben 3, Bayu Skak Tak Menutup Kemungkinan Sekuel

Film Yowis Ben 3 tayang di bioskop sejak Kamis lalu. Sudah nonton? Sudah menjalani kehidupan yang berbeda dari film pertama dan kedua, installment ketiga ini menyajikan masalah dan konflik yang lebih dalam. Berikut bincang-bincang dengan para aktor Yowis Ben 3 saat mereka berkunjung ke Harian Disway pekan lalu (21/11).

 

Apa yang spesial dari Yo Wis Ben 3?

Bayu Skak: Di film ini masalah yang dihadirkan lebih kompleks. Karena kami juga makin dewasa kan. Dan masalah-masalah itu membutuhkan penyelesaian yang dewasa juga. Dulu, di film pertama, kami hanya ingin eksis dengan band kami. Film kedua, bagaimana memanajemen band agar tetap eksis.

Nah, dalam film ketiga, kami punya masalah pribadi masing-masing. Seperti masalah keluarga, anak yang harus dihidupi, dan sebagainya. Band harus sekaligus jadi ladang penghasilan untuk keluarga. Padahal, tokoh lain juga memiliki masalah sendiri. 

Wah, jadi serius dong? Padahal Yowis Ben identik dengan tema yang ringan dan seru.

Bayu: Pertimbangannya, melihat dua film sebelumnya, selalu ada ekskalasi dari segi tema dan konflik. Nah, di Yo Wis Ben 3 ini kami juga berharap eskalasinya tetap ada. Baik dari segi cerita atau dramanya. Jadi enggak gitu-gitu aja. Boleh dibilang, Yowis Ben dan penontonnya itu tumbuh bersama. Seperti halnya dalam kehidupan, semakin dewasa, kita harus semakin bertanggung jawab.

Kalau dari segi perkembangan karakter, apa yang paling terlihat?

Joshua Suherman: Kalau saya sebagai Doni, karakternya mengikuti timeline. Tak hanya saya, karakter lainnya di Yo Wis Ben 3 ini lebih pada tanggung jawab. Kita semua sadar, bahwa semua yang kita lakukan, ada impact-nya ke banyak orang. Termasuk orang yang kita sayang. Jadi konflik Yo Wis Ben 3 ini lebih berisi.

Tutus Thomson: Di Yowis Ben 2 kan karakter saya, Yayan, menikah dengan Mia (Anggia Bolsterli). Sekarang dikisahkan punya buah hati juga. Jadi, saya nge-band juga harus bisa menghidupi keluarga. Lebih mikirin duit. Relatable, kan? Hehehe…  

Brandon Salim: Kalau dulu kita cuma berpikir tentang ngeband. Sekarang karakterku, Nando, lebih memikirkan visi misi dalam kehidupan. Ia disuruh papanya kuliah. Tapi pulang-pulang harus nerusin usaha papa. Jadi hubungan pertemanan dalam band juga makin rumit. Selain itu diversifikasinya juga semakin terasa karena kami berasal dari latar yang berbeda-beda. Nanti dijelasin juga back story keluarga Nando. Kenapa kok jadi seperti sekarang.

Brandon sudah fasih misuh?

Brandon Salim: Belum, belum. Aku tetep ora iso, hahaha!

Apa serunya syuting selama pandemi?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: