Baru Tiga Orang Terima Pembebasan Lahan FR Gedangan

Baru Tiga Orang Terima  Pembebasan Lahan FR Gedangan

PENANGANAN kemacetan di Bundaran Aloha–Gedangan jadi prioritas utama Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor. Di sembilan bulan kepemimpinannya, ia intens bertemu pihak-pihak yang terkena imbas proyek solusi kemacetan itu.

Urusan tanah memang menjadi pengganjal utama realisasi frontage road (FR) timur hingga jalan layang di Aloha dan Gedangan. Megaproyek itu melintasi lahan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) V, PT KAI, musala, dan rumah warga.

Urusan dengan warga harus dituntaskan lebih dulu. Terutama untuk area yang terimbas proyek FR. Ada 23 bidang yang belum dibebaskan.

Tiga orang sudah menerima ganti rugi, 14 orang rencananya menyusul menerima pembayaran. Sisanya masih dalam proses negosiasi.

Tiga orang pertama yang mau melepas rumahnya adalah Jidah Supartiningsih, Radi Sardjono, dan Siti Ngaisah. Tiga bangunan mereka dihargai Rp 3,71 miliar.

Muhdlor berharap warga lainnya mau menyusul tiga orang itu. Dengan demikian, proyek solusi kemacetan yang diharapkan banyak orang bisa selesai sesuai jadwal. ”Harapan kami, semua mau menerima. Karena ini untuk kepentingan publik,” katanya.

Muhdlor turun langsung ke kecamatan untuk memberikan uang ganti rugi itu. Ia menegaskan, pembesan lahan untuk FR harus tuntas tahun ini. Sebab, proyek tersebut memengaruhi pembangunan jalan layang di Aloha dan Gedangan yang jadi inti solusi kemacetan Sidoarjo Utara itu.

Jika FR belum tersambung, proyek jalan layang tidak mungkin dilakukan. FR dibutuhkan sebagai jalan alternatif saat proyek jalan layang dikerjakan.

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Sidoarjo segera mengeksekusi area yang sudah dibayar. Namun, proyek tetap belum bisa diselesaikan 100 persen jika pembebasan lahan belum beres tahun ini.

Kepala DPUBMSDA Sidoarjo Sigit Setyawan berkoordinasi dengan kontraktor terkait manajemen konstruksi dan tim percepatan pembangunan. Alat-alat berat ditambah untuk mempercepat penyelesaian proyek yang sempat terkendala cuaca. Pihak kontraktor menghitung, proyek hanya bisa dikerjakan hingga 96 persen. ”Tapi, kita akan terus dorong agar 100 persen,” katanya.

Pekerjaan dilakukan secara paralel. Segmen satu di lahan depan brigif dan segmen dua hingga perbatasan perempatan Gedangan.

Tahun depan Pemkab Sidoarjo fokus di Aloha. Lantamal V sebagai pemilik tanah sudah memberikan lampu hijau. Jika tidak ada kendala lain, proyek yang akan dikerjakan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional itu ditargetkan tuntas 2024. (Salman Muhiddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: