Ikut Lima Kelas, Katon Rebut Dua Medali
SENYUM bahagia terlihat dari wajah Katon Laksono. Pada hari kedua Disway-Pandesa Equestrian Competition 2021, ia memboyong dua medali. Emas dan perunggu. Keduanya didapatkan di kategori show jumping.
Di kelas show jumping 90-100 cm Open ia menjadi juara. Dan di kelas 100-110 cm Open, menduduki peringkat ketiga. Kemarin (28/11), ia mengikuti lima kelas. ”Tadi saya juga ikut 30-50 cm Open dan 50-70 cm. Hanya ngetes karena kudanya masih muda. Berusia empat tahun semua,” kata Katon.
KATON bersama sang kekasih setelah lomba.
Katon mulai belajar kuda sejak berusia 10 tahun. Ayahnya adalah prajurit TNI-AD di Detasemen kavaleri berkuda di Bandung. Ia belajar menggunakan kuda milik TNI tersebut. ”Saya tidak pernah beli kuda. Saya belajar menggunakan fasilitas negara,” katanya lagi.
Waktu itu, Katon tidak ikut klub berkuda manapun. Tentu untuk masuk ke klub berkuda cukup mahal baginya. Di sana, Katon dilatih oleh personel TNI-AD. Beberapa anak tentara yang bertugas di tempat itu juga mendapat pembelajaran yang sama. “Saya berlatih di sana sampai lulus SMA,” ungkapnya. Setelah lulus, Katon pernah mencoba mendaftar di TNI dan Polri. Tapi tidak lolos.
REKTOR Unesa Nurhasan menyerahkan hadiah untuk pemenang.
Kini, Katon memutuskan untuk menjadi pelatih berkuda. Modal ilmu yang ia dapatkan dari bapaknya dan pelatihnya dulu. Sejak tujuh tahun lalu, Katon memutuskan untuk tidak lagi tinggal dengan kedua orang tuanya di Bandung.
Ia memilih untuk merantau ke Surabaya menjadi pelatih equestrian di Pandesa Riding School di Unesa. ”Selama ini, saya hanya jadi pelatih saja. Tapi, terkadang juga ikut perlombaan seperti ini,” bebernya.
Direktur Pandesa Riding School Bibit Sucipto menambahkan, timnya menurunkan banyak atlet berkuda di event kali ini. Ada 11 atlet yang membawa pulang medali. “Saya melihat para atlet yang turun dari kami sangat kompetitif. Apalagi dalam kelas bergengsi tadi,” katanya.
Event kali itu, adalah pertandingan pertama sebagian besar atlet dari Pandesa. Mereka senang bisa bertanding dengan atlet dari klub lain. Bahkan, ada yang dari luar Jawa. Selama ini, mereka hanya berhadapan dengan atlet lokal Surabaya. Atau pertandingan yang dilakukan di Internal klub itu sendiri.
”Memang sih tidak semua mendapat medali. Tapi, mereka hebat. Memang ada sedikit yang harus dievaluasi. Atau perlu diasah. Agar di event berikutnya bisa semakin hebat,” kata Bibit. (Michael Fredy Yacob)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: