Bangunannya Seram, Penghuninya Ramah

Bangunannya Seram, Penghuninya Ramah

Tempatnya dikenal dengan aura yang seram. Tapi, nama tersebut ternyata bukan karena suasana. Melainkan ada hubungan dengan dr Teng Sioe Hie selaku pemilik. Istilah setan itu muncul karena diambil dari marga pemiliknya, yaitu Xu Tan.

Oleh karena itu, makna aslinya adalah sebuah rumah milik seorang warga keturunan Xu Tan. Bukan rumah yang dihuni atau bernuansa makhluk ghaib. Meski tampilannya demikian. Kendati demikian, nama Gedung Setan terlanjur jadi ciri khas dan dijadikan sebagai bahasa sebutan lazim untuk bangunan ini.

Di dalamnya juga terdapat berbagai fasilitas penunjang penghuni. Mulai dari bilik tempat tinggal, dapur umum, sampai gereja. Saat sore tiba, tempat peribadatan dijadikan sebagai area bermain bagi anak-anak yang menghuni Gedung Setan. Baru kemudian akan dibersihkan apabila ada kegiatan keagamaan.

Ada pula patung penyembahan di area belakang. Untuk mengakomodasi ibadah penganut agama Konghucu. Tapi, saat ini sudah tidak ada lagi karena mayoritas telah beralih ke Kristen Protestan atau Islam. Sehingga sekarang dijadikan sebagai tempat penyimpanan.

Marcel berharap agar masyarakat Surabaya dapat menjadikan Gedung Setan sebagai salah satu tempat pariwisata. Bangunannya memang seram, tapi penghuninya ramah dan terbuka dengan kedatangan tamu.

Itu dibuktikan ketika finalis Koko Cici Jawa Timur 2021 itu mampir. Ia disambut Pak Bimbim, salah satu penghuni. Ia menemani Marcel berkeliling. Sembari melihat-lihat dokumen sejarah Gedung Setan.

”Saya mengajak semuanya untuk melestarikan tempat pariwisata budaya Tionghoa di Jawa Timur, khususnya Surabaya. Agar lestari dan lebih dikenal masyarakat luas," sebutnya. (Ajib Syahrian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: