Venom: Let There Be Carnage yang Minim Pembantaian

Venom: Let There Be Carnage yang Minim Pembantaian

Kalau tidak mau bikin film superhero yang serius, sekalian saja dibikin kocak. Jangan setengah-setengah. Jalur itulah yang dipilih Tom Hardy dan Columbia Pictures ketika menulis cerita Venom: Let There Be Carnage. Konsepnya cakep. Sayang, eksekusi akhirnya kurang memuaskan.

 

KETIKA Venom tayang pada 2018 lalu, fans menyambut dengan antusias. Villain dari jagat Spider-Man yang paling kuat—dan paling banyak penggemarnya—yang diperankan oleh salah seorang aktor terbaik saat ini, Tom Hardy. Memang, film itu punya banyak kekurangan. Namun, setidaknya, cukup memenuhi ekspektasi. 

Sudah begitu, adegan post-credit film tersebut sangat menjanjikan. Yakni teaser munculnya sesama simbiote (alien parasit) yang jauh lebih mengerikan dari Venom: Carnage. Di komik sih, Carnage digambarkan sangat sadis. Meskipun merupakan keturunan langsung dari Venom, ia jauh lebih kuat. Lebih ngamukan. Dan sama sekali tidak ada lucu-lucunya. 

Seru kan, kalau Venom sudah harus berhadapan dengan Carnage di film kedua.

Sayang, semua harapan itu pupus setelah filmnya benar-benar tayang. Betul, Let There Be Carnage menyajikan banyak hal menarik—terutama post credit-nya, hehehe. Tapi lebih banyak yang bikin fans dongkol. Buktinya, di IMDb, film besutan Andy Serkis itu hanya mendapat skor 6,1. Lebih rendah dari pendahulunya yang mendapat angka 6,7. Sedangkan CinemaScore memberinya B+.

PENAMPILAN CARNAGE (Woody Harrelson) yang luar biasa ganas berkat CGI keren menjadi tidak berarti. Karena adegan pembantaiannya kurang sadis.

Cerita Supersimpel

Tom Hardy terjun langsung menggarap Let There Be Carnage. Ia menyusun konsepnya bersama penulis skenario Kelly Marcel. Hardy membangun cerita sesuai dengan passion-nya terhadap karakter Venom yang selama ini ia baca di komik. Venom—menurut pemahamannya—adalah alien yang sangat witty. Meskipun buas, ia punya selera humor tinggi. Bandel dan lucu.

Tak hanya memerankan Eddie Brock, Hardy juga mengisi suara Venom. Semakin paripurna lah image Hardy sebagai Venom. Ia benar-benar menyatu dengan karakter yang kali pertama muncul dalam komik The Amazing Spider-Man edisi Mei 1984 tersebut.

Maka, dalam Let There Be Carnage, Hardy cukup banyak mengeksplorasi hubungan antara Eddie dengan Venom. Yang dibiarkan hidup menumpang di tubuh Eddie. Tentu saja hubungan itu tidak mulus. Venom uring-uringan melulu, karena Eddie tidak membiarkannya makan manusia. Yang jahat sekalipun.

Dilarang memangsa orang, Eddie menyuplainya dengan ayam hidup. Venom muak makan ayam melulu. Saking muaknya, dua ekor di antaranya malah dijadikan peliharaan. Diberi nama Sonny dan Cher. Ayam-ayam itu—baik yang dimakan maupun yang dipelihara—menjadi salah satu sumber konflik tanpa henti antara Eddie dan Venom. 

Di tengah perseteruan ala suami istri tersebut, Eddie harus berurusan dengan pembunuh berantai bernama Cletus Kasady (Woody Harrelson). Ia hendak dihukum mati. Tapi tiba-tiba mendapatkan kekuatan simbiote setelah menggigit Eddie.

Dalam sekejap, Cletus berubah menjadi Carnage. Sebelum membalas dendam terhadap Eddie—yang membuatnya dihukum mati—ia punya misi pribadi yang, ehm, romantis. Ia berusaha membebaskan pacarnya, Frances Barrison (Naomie Harris), alias Shriek, dari rumah sakit jiwa. Shriek adalah mutan yang memiliki kekuatan memanipulasi suara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: