Menanti Manisnya Gula
Pembentukan single identity pabrik gula harus diikuti dengan keberanian memangkas pabrik gula yang tak efisien. Sepuluh tahun lalu saya mengunjungi sejumlah pabrik gula di Tiongkok. Saat itu mereka menutup pabrik berkapaitas di bawah 20 ribu ton per hari.
Di Indonesia –khususnya di bawah BUMN– masih banyak pabrik yang di bawah 30 ribu ton per hari tetap beroperasi. Bahkan, berebut bahan baku dengan saudara kandung sesama pabrik gula dan grup.
Tampaknya perlu transformasi radikal untuk bisa merasakan manisnya gula kita. Tanpa itu, kita akan terus dalam ancaman karena ketergantungan kita yang makin besar terhadap gula impor.
Kita bisa! (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: