Eri Cahyadi Ingin Surabaya tanpa Arak-Arakan

Eri Cahyadi Ingin Surabaya tanpa Arak-Arakan

PERIBADATAN Natal yang mulai diselenggarakan tadi malam (24/12) hingga hari ini tetap mendapat perhatian dari Pemkot Surabaya dan aparat keamanan. Kemarin, Tim Gegana Polri menyusuri bangunan Gereja Kristus Raja.

Sekitar pukul 13.00, satu unit tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana mendatangi lokasi Gereja Kristus Raja, Jl Residen Sudirman, Surabaya.

Satu unit terdiri atas sepuluh personel. Pemimpinnya adalah Wakapolsek Tambaksari AKP Widiyantoro. “Di wilayah Tambaksari, ada dua gereja yang kami susuri. Yakni Kristus Raja dan GKI,” ujarnya.

Tim Jibom dengan perlengkapannya masing-masing menyusuri tiap sudut Gereja Kristus Raja. Mulai bangku-bangku umat, altar, ruang yang terdapat patung Bunda Maria, juga bagian atas ruang ibadah.

Penelusuran juga dilakukan di ruangan samping, belakang, bahkan taman yang terletak di halaman gereja. Perlengkapan seperti metal detector dan mirror set dibawa oleh masing-masing personel. Sekitar satu jam penelusuran itu berlangsung. “Sejauh ini tak ada sesuatu yang mencurigakan. Semoga ibadah Natal berjalan lancar dan aman,” ucap Widiyantoro.

Pukul 15.00, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memimpin Apel Pengamanan Natal dan Tahun Baru di Balai Kota. Apel itu menggabungkan ratusan personel dari berbagai instansi. Antara lain, TNI, Polri, PMK, PMI, Satpol PP, dan Linmas.

Mengenakan kemeja putih dan rompi hitam, Eri mengungkapkan kekhawatirannya tentang kemungkinan mobilitas masyarakat yang cukup tinggi pada hari Natal. Maka ia menekankan pentingnya protokol kesehatan. “Memang jumlah mereka yang terpapar Covid-19 telah melandai. Tapi bukan berarti kita menjadi jumawa,” tegasnya.

Apalagi, menurut Eri, virus Covid-19 varian Omicron telah masuk ke Indonesia. “Kita bersama-sama menjaga Kota Surabaya agar tak kembali pada masa-masa sulit seperti varian Delta. Cukup sudah!” tukasnya. Ia juga menyebut tragedi varian Delta yang dulu pernah menewaskan sekitar 200 orang per hari di Surabaya.

Tim gabungan yang mengikuti apel di Balai Kota kemarin (24/12).
(Foto: Eko Suswantoro-Harian Disway)

Segi keamanan dan ketertiban juga menjadi perhatian khusus Pemerintah Kota Surabaya. Eri mengimbau agar Natal dan tahun baru diselenggarakan dengan sederhana dan khidmat. “Jangan ada pawai atau arak-arakan. Demi kota, keluarga dan kerabat yang kita cintai,” ungkap pria berumur 44 tahun itu.

Ia pun menegaskan agar semua pihak bekerja secara all out. “Biarlah semua umat beragama dapat merasakan ketenangan dalam beribadah,” ungkapnya. Ia berharap momen Natal dan Tahun Baru dapat menguatkan toleransi dan kebersamaan masyarakat. “Sesuai dengan karakter toleran masyarakat Kota Surabaya,” katanya.

Sementara itu, pukul 11.00, Wakil Wali Kota Armuji juga menyambangi Gereja Kristus Raja. Ia disambut Romo Markus Marcelinus Hardo Iswanto dan beberapa umat. “Bagaimana persiapan ibadah Natalnya, pak?,” tanyanya. “Nanti malam (kemarin malam, Red) kami mengadakan misa Natal. Sekitar pukul 18.00,” jawab Markus.

Misa Malam Natal dan Natal diselenggarakan secara luring dan streaming. Umat dibatasi. Yang datang hanya 30 persen kapasitas gereja.

Armuji juga berhenti sejenak di depan hiasan natal di gereja tersebut. Mulai gua natal hingga pohon natal. Ia mengaguminya. “Ini unik sekali. Ada hiasan-hiasan tradisionalnya,” ujarnya.

Romo Markus menjelaskan bahwa seni instalasi tersebut dibuat untuk memperkenalkan keragaman seni-budaya Indonesia. “Juga, sesuai dengan tema Natal tahun ini. Yaitu tentang semangat persaudaraan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: