Omicron 19 Kasus, Semua Tidak Bergejala
KASUS Omicron kembali terdeteksi. Hasil whole genome sequencing (WGS) dari pasien positif di RSDC Wisma Atlet keluar. Tercatat 11 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron. Kini total kasus Omicron di Indonesia menjadi 19 pasien.
Seluruh kasus Omicron itu merupakan kasus impor. Mereka adalah para pekerja migran yang datang dari berbagai negara. Dari jumlah itu, terbanyak datang dari Turki sekitar 6 orang. Tiga orang berusia di atas 50 tahun. Sisanya, traveler yang datang dari Jepang ada 3 orang, dan dari Korea Selatan serta Arab Saudi masing-masing 1 orang.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Wiweko mengatakan, 11 orang itu nyaris tidak bergejala. Hanya 2 orang saja yang bergejala ringan seperti flu dan batuk. ”Hampir seperti 8 kasus sebelumnya. Banyak yang tidak bergejala,” jelasnyi.
Namun, kemungkinan besar kasus Omicron terus bertambah. Mengingat sampai saat ini ada sekitar 200-300 kasus suspect setiap hari. Semuanya sedang dalam pemeriksaan WGS di Balitbangkes Kemenkes.
”Masih banyak yang di-WGS. Karena setiap pelaku perjalanan luar negeri yang positif harus di-WGS,” katanya saat dihubungi via teks, kemarin (26/7). Sebab, Kemenkes terus memperkuat upaya surveilans. Terutama di pintu-pintu internasional.
Upaya itu dilakukan agar penanganan terhadap temuan kasus bisa dipercepat. Dia juga meminta kepada masyarakat untuk menunda perjalanan ke luar negeri. Apalagi sekarang masih dalam momen libur natal dan tahun baru.
Sementara itu, vaksinasi dosis ketiga digelar tahun depan. Jenis vaksinnya pun sudah ditentukan. Dua vaksin produksi dalam negeri bakal diprioritaskan. Yakni vaksin Nusantara dan vaksin Merah Putih.
”Tentu kami sambut positif. Semuanya karya anak bangsa,” kata Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melkiades Laka Lena kemarin (26/12). Tentu keputusan itu dibuat setelah rampungnya uji klinis. Misalnya, uji klinis tahap 1 vaksin Nusantara sudah dilakukan di RSUD Kariadi Semarang dan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat.
Hasilnya, efikasi vaksin Nusantara sangat tinggi dan bisa bertahan lama. Teruji dari antibodi para peserta uji klinis yang masih tinggi. Maka, diperkirakan vaksin buatan dalam negeri itu mampu melawan serangan Covid-19 varian apa pun termasuk Omicron.
Tentu juga bakal diperkuat dengan vaksin Merah Putih. Selain itu, pemerintah juga mengetok dua jenis vaksin lain untuk dijadikan booster. Yaitu Coronavac dan Zifivax. Dua jenis vaksin impor ini sudah dinyatakan halal oleh MUI. Apalagi Zifivax, pembuatan proses akhir ditangani oleh BPOM Indonesia. “Efikasinya juga bagus. Sehingga nanti bisa untuk stok booster,” kata Melki. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: