Bursa Capres-Cawapres: Ganjar, Prabowo, dan Anies Melejit
PEMILU presiden (pilpres) kurang dua tahun lagi. Berbagai kandidat calon presiden (capres) mulai mengenalkan diri. Namun, tidak semua kandidat memiliki elektabilitas yang baik. Kemarin Politika Research & Consulting memaparkan hasil survei terbarunya.
Direktur Eksekutif Politika Research & Consulting Rio Prayogo mengungkapkan, kinerja pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin cukup baik. Sebab, berdasar hasil survei, 51,8 responden menyatakan puas; 1,4 persen menyatakan sangat puas; dan 2,6 persen tidak puas. Sisanya tidak memilih.
Bagi Rio, 51,8 persen menyatakan puas memberikan arti bahwa pemerintahan sudah berjalan dengan baik. Meskipun, masih banyak responden yang enggan menjawab. Namun, setidaknya separuh di antaranya puas dengan kinerja pemerintah.
Sementara itu, untuk elektabilitas kandidat capres perseorangan, ada beberapa nama yang dianggap kuat. Yakni, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Ketiganya memiliki elektabilitas secara berurutan, yakni 25 persen, 22,9 persen, dan 12,4 persen.
”Nama Jokowi juga keluar lagi. Bisa saja pemilih tidak tahu bahwa Jokowi tidak bisa dipilih lagi. Atau mereka memang menghendaki Jokowi tiga periode,” ungkap Rio.
Sedangkan tokoh yang mewakili anak muda, ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno yang menduduki peringkat pertama. Dengan 21,6 persen, disusul Ganjar 15,3 persen, dan Prabowo 12,8 persen.
Untuk elektabilitas kandidat calon wakil presiden (cawapres), Sandiaga menempati urutan pertama. Disusul Ganjar dan Prabowo. Ketiganya memiliki elektabilitas secara berurutan 16,7 persen, 12,4 persen, dan 10,5 persen.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno mengatakan, banyak elite partai tertentu yang memiliki elektabilitas rendah. Padahal, partai yang menaunginya memiliki suara yang cukup besar. Sebut saja Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tidak masuk lima besar bursa capres.
Hal yang sama dirasakan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Ia tidak masuk lima besar bursa capres. Padahal, Golkar memiliki suara 13 persen. ”Harusnya suara partai bisa mengonversi suara elite partai. Sayang kalau tidak bisa,” kata Adi.
Untuk hasil survei partai politik, PDIP tetap merajai. Partai berlogo banteng itu mendapatkan hasil 19,2 persen. Lalu, Gerindra 13,2 persen dan Golkar 7,6 persen. Angka tersebut tentu tidak paten. Sebab, masyarakat masih akan melihat ketokohan yang bakal diusung tiap partai. Oleh sebab itu, partai harus bisa memilih tokoh yang tepat. (Andre Bakhtiar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: