Kampus UWKS Bernuansa Nusantara

Kampus UWKS Bernuansa Nusantara

UNIVERSITAS Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) akan membuka pendaftaran mahasiswa baru. Rencananya awal tahun depan pembukaan tahun ajaran 2022/2023 mulai berlangsung. Kemarin mereka menyiapkan segala keperluan pendaftaran mahasiswa baru.

UWKS menargetkan pada tahun depan jumlah mahasiswa yang diterima 1.600 orang. Target itu lebih banyak daripada tahun ajaran 2021/2022. Yang hanya 1.200 mahasiswa.

”Kami cukup senang pada 2021/2022 jumlah mahasiswa yang diterima 1.193. Kurang tujuh orang memenuhi target. Makanya, kami tambah targetnya tahun depan,” ungkap Rektor UWKS Prof Widodo Ario Kentjono.

Sebanyak 1.193 mahasiswa itu tersebar di delapan fakultas yang dimiliki UWKS. Namun, yang menjadi favorit adalah fakultas kedokteran (FK) dan fakultas kedokteran hewan (FKH). Disusul fakultas hukum (FH) serta fakultas ekonomi dan bisnis (FEB).

Untuk FK, UWKS harus bersaing dengan lima kampus yang menyediakan fakultas yang sama. Oleh sebab itu, kampus yang mengusung kepribadian Majapahit itu menargetkan menggaet mahasiswa dari luar pulau. Apalagi, selama ini kebanyakan pendaftar UWKS berasal dari luar Pulau Jawa.

”Makanya, kami targetkan luar pulau. Terutama dari daerah timur Indonesia,” ujar rektor yang baru dilantik pada Juli lalu itu.

Selain itu, UWKS menyediakan berbagai beasiswa. Tujuannya, makin menarik minat mahasiswa kuliah di tempat tersebut. Misalnya, beasiswa yang diberikan kepada atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) lalu. Setidaknya mahasiswa peraih emas pada cabang olahraga motor cross mendapat beasiswa Rp 90 juta.

Selain itu, kampus tersebut bakal membangun twin tower. Peletakan batu pertama akan dilakukan pada 16 Januari. Dua tower itu akan ditaruh di FH dan FEB. ”Tingginya 6 lantai. Bisa difungsikan pada 17 Agustus nanti. Memakan biaya Rp 54 miliar,” kata Ketua Yayasan Wijaya Kusuma Soejadmiko.

Nantinya tower tersebut difungsikan sebagai ruang kelas. Sebagian lagi dipakai untuk kantin. Dengan konsep restoran. Menurut Soejadmiko, inovasi itu dibuat agar perdagangan di kantin lebih tertib. Tidak seperti sekarang yang terkesan kurang enak dipandang.

Bangunan tower berkonsep Candi Penataran. Pada zaman Majapahit, fungsi Candi Penataran yang semula sebagai pemujaan kepada Dewa Palah berganti menjadi tempat pendidikan bagi kesatria Kerajaan Majapahit. Filosofi itulah yang diusung UWKS. Yakni, memindahkan pendidikan Majapahit di UWKS.

Jika dilihat secara infrastruktur, bangunan UWKS memang mirip bangunan Majapahit. Misalnya, gerbang kampus. Yang merupakan replika Candi Ratu Boko. Pada 2019, gerbang itu memecahkan rekor Muri (Museum Rekor Dunia-Indonesia). Sebagai gerbang replika Ratu Boko terpanjang. Begitu juga dengan tower yang dipakai FK dan FKH yang mirip Candi Penataran. Karena itu, kampus tersebut sering mendapat tawaran sebagai lokasi syuting film bertema Nusantara. (Andre Bakhtiar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: