Save Street Child Surabaya Menjamin Hak Anak Jalanan
Sebagian dari anak-anak itu terpaksa putus sekolah akibat kondisi. Memaksa mereka harus turun ke jalan. Membantu orang tua mencari tambahan nafkah sebisanya. Ada yang mengemis, mengamen, serta berjualan.
Saat ini, mulai banyak yang menjajakan masker per biji di lampu merah. Mengingat benda tersebut esensial semenjak pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, SSCS memiliki program pendampingan belajar. Sehingga mereka bisa melanjutkan pendidikan yang sempat tertunda. Anak-anak terpilih akan mendapatkan beasiswa sesuai dengan jenjang. Mulai dari SD, SMP, sampai SMA.
Program-program unggulan yang biasa dilaksanakan antara lain 1000 Buku untuk Anjal (Anak Jalanan). Advin menceritakan kalau ini adalah program amal dengan mengumpulkan buku-buku untuk diberikan kepada anak-anak di jalanan serta kaum marjinal.
”Ini jadi awal bergeraknya SSCS. Pertama kali diadakan pada 12 Juni 2011, seminggu setelah kumpul pertama. Semua buku dikumpulkan dari hibah serta sumbangan para volunteer. Tujuannya agar menunjang kegiatan belajar mereka,” paparnya.
Ada pula program Jumat Sehat. Dicetuskan kali pertama pada 1 Juli 2011. Berawal dari ide Indra Setiawan yang prihatin dengan nutrisi anak-anak. Para member berkeliling membagikan susu setiap Jumat.
Tujuannya supaya dapat meningkatkan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan nutrisi. Kegiatan ini terbukti dapat meningkatkan kedekatan dengan para anak-anak jalanan.
Saat ini, pembagian setiap Jumat sudah lebih luas lagi. SSCS juga menambahkan makanan ringan, nasi kotak, serta uang tunai. Sehingga pemenuhan gizi dapat semakin maksimal.
Pengurus biasanya akan membuka donasi bagi masyarakat umum. Sehingga mereka kini juga berfungsi sebagai jembatan antara pemberi dan penerima.
Sejak pandemi, aktivitas pembagian dilaksanakan secara terbatas. Biasanya donatur dan member bisa berbondong-bondong keliling. Kali ini, demi mengurangi kerumunan, diputuskan untuk menunjuk beberapa orang saja sebagai penyalur.
Eksistensi SSCS saat ini sudah diperhitungkan perusahaan-perusahaan sebagai sarana membantu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) serta Coorporate Social Responsibilities atau CSR.
Para pendiri SSCS yang kebanyakan masih berstatus mahasiswa. Mereka inilah yang prihatin dengan kondisi anak-anak di jalanan. (SSCS untuk Harian Disway)
Pada 3 Desember lalu, SSCS bersama PLN UP3 Surabaya Utara menyerahkan bantuan penyediaan rumah singgah dan electrifying education booth. Acara diadakan di rumah singgah di Jalan Sibolga 4A, Surabaya.
Ini adalah program TJSL tahun ketiga PLN Surabaya Utara bekerja sama dengan komunitas SSCS. Pada tahun pertama, yaitu 2019, perusahaan listrik milik negara tersebut menyerahkan bantuan berupa motor pintar. Sedangkan tahun kedua berupa bantuan pendidikan dan kesehatan.
Kemudian dilanjutkan dengan memfasilitasi PT Santos Jaya Abadi. Perusahaan pemilik kopi Kapal Api dan waralaba Excelso itu bersama SSCS berbagi di kawasan Gemblongan dan Ambengan. Diisi dengan kegiatan bermain serta belajar bersama. Ditambah pembagian 80 paket belajar berupa alat tulis sekolah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: