Album Baru The Brandals Dirilis Setelah Pengorbanan dan Kemarahan

Album Baru The Brandals Dirilis Setelah Pengorbanan dan Kemarahan

Tak kalah menarik, Era Agressor rupanya menjadi momen indah bagi Firman Zaenudin sebagai drummer The Brandals. Ia baru saja bergabung dengan The Brandals pada pertengahan 2021.

Buatnya, ada rasa bangga dan berkesan karena pada momen inilah Firman menelurkan kontribusi pertamanya.

The Brandals melakukan kolaborasi bersama beberapa musisi. Seperti John Coki Patton (Kelompok Penerbang Roket) yang bernyanyi di lagu Kafir, Mondo Gascaro bermain klarinet dan keyboard di lagu Into Madness, Dharmo Sudirman yang bermain piano di lagu Back Pages dan Suara Rumah Rakyat.

Kemudian Fleur (Tanya Ditaputri, Yuyi Trirachma, dan Tika Pramesti) menjadi penyanyi latar pada lagu Into Madness. Henry Foundation dari Goodnight Electric memberi sentuhan elektronik dengan suara modular.

Band beranggotakan empat orang ini juga melibatkan Fajar Merah yang membaca puisi Bunga dan Tembok karya dari Wiji Thukul (ayahnya sendiri) pada lagu Suara Rumah Rakyat.

Suara Rumah Rakyat adalah salah satu track yang patut disimak. Eka menyebut lagu ini sebagai salah satu nomor dengan lirik tajam. Lagu ini cocok menjadi anthem dalam perlawanan.

”Kami ingin lagu ini jadi soundtrack orang-orang demonstrasi. Kami bikin album mem-provoke pendengar. Evolusi sebagai band bagi kami adalah dengan menjaga value. Kami enggak sekadar berteriak Brandals. Tapi, tetap punya konteks,” tukas Eka.

Secara umum, Era Agressor berisi materi-materi yang menyaurakan kemarahan. Menjadi bukti bahwa The Brandals tetap pada sikap sebagai band yang menyalak pada isu-isu sosial. Khususnya ketidakadilan yang terjadi di sekitar mereka.

Salah satu kemarahan yang mereka tuangkan dalam album ini adalah soal sikap pemerintah kepada kaum pekerja.

Para personel The Brandals. Dari kiri: Firman Zaenuddin, PM Mulyadi, Eka Annash, dan Raditya Syaharzam. (Raka Dewangkara untuk Harian Disway)

Kemarahan itu tergambar lewat sampul album yang memperlihatkan keadaan distopia lewat karakter manusia tengkorak yang membawa rantai dan bom molotov di atas gambar Gedung MPR/DPR.

”Soal Omnibus Law beberapa pasal yang memotong hak pekerja. Bakal berpengaruh kepada saya dan lain-lain sebagai pegawai,” lanjut Eka.

The Brandals kini terdiri dari Eka Annash (vokalis), P.M Mulyadi (gitaris), Raditya Syaharzam (bassist), dan Firman Zaenudin (drummer).

Pada Desember 2020, The Brandals mengalami perubahan formasi dengan hanya menyisakan satu gitaris. Setelah Tony Dwi Setiaji sebagai gitaris ritmik memutuskan hengkang.

Sebagai sosok band dengan penggemar yang non-mainstream, mereka mencoba menghadirkan album dengan cara spesial. Format album dirilis dalam bentuk CD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: