Album Baru The Brandals Dirilis Setelah Pengorbanan dan Kemarahan
Setelah 10 tahun tak terdengar kabar, The Brandals merilis album lagi. Bertajuk Era Agressor.
Masih dengan konsep yang sama, mereka tak bosan mengkritik isu politik yang ada saat ini. Hanya, mereka merasa musiknya lebih kencang pada album ini.
Ada 10 lagu dalam Era Agressor. Beberapa lagu di antaranya sudah dirilis sebelumnya. Salah satunya Preambule yang sudah dibuatkan video klipnya. Karya ini sekaligus memperingati 20 tahun eksistensi sebagai band indie beraliran garage rock ternama di tanah air.
Bukan tanpa alasan mengapa The Brandals bisa tenggelam sebegitu lama. Mereka mengalami berbagai cobaan yang hampir saja merontokkan semangat bermusik para personel.
Mulai mengalami stagnansi dan hiatus di 2014, wafatnya drummer Rully Annash di tahun 2015. Serta kehilangan Tony sebagai gitaris sekaligus sahabat.
Tampang sampul album ”Era Agressor” yang terdiri dari 10 lagu. (Raka Dewangkara untuk Harian Disway)
Kata Eka Anash, vokalis, menggambarkan bagaimana jatuh bangunnya band ini dalam merilis album Era Agressor. Banyak hal dialami The Brandals menjelang perilisan album.
Salah satunya kepergian sang gitaris, Tony beberapa bulan lalu. Nyatanya, hal itu cukup menjadi pukulan untuk band yang berdiri sejak 2001 ini.
”Album ini lumayan spesial. Setelah 10 tahun akhirnya bisa dirilis. Gila berdarah-darah, kehilangan orang (Tony). Jadi banyak pengorbanannyalah,” ujar Eka
Dalam kondisi demikian, proses penggarapan album sudah dimulai sejak 2017. Saat itu The Brandals secara bersama-sama kompak membuat album setelah sepuluh tahun tertidur. Mereka merasa satu dekade adalah waktu terlama untuk tidak menciptakan karya.
The Brandals saat itu menargetkan harus segera merilis album. ”Ada sebuah lagu yang dibikin pelan-pelan, ya aktifnya (pembuatan album) dari tahun 2017. Terus kita ramai-ramai bikin di dua studio rekamannya,” imbuhnya.
Aksi atraktif yang ditampilkan The Brandals dalam event Oktoberfest 2021. Setelah album baru lahir, mereka ingin tetap eksis di panggung-panggung. (Raka Dewangkara untuk Harian Disway)
Uniknya, album Era Agressor ini sebagian besar juga digarap oleh sang mantan gitaris, Tony. Ia hengkang setelah penyusunan materi selesai namun masih menunggu tanggal perilisan.
Maka, album ini juga milik Tony. Karena ia banyak terlibat di dalamnya. Bahkan Eka sejumlah keuntungan memang menjadi hak Tony sesuai kesepakatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: