Realisasi Pendapatan APBD Jatim Tertinggi Nasional

Realisasi Pendapatan APBD Jatim Tertinggi Nasional

PANDEMI Covid-19 nyaris berlangsung 2 tahun. Apalagi terjadi lonjakan kasus gelombang kedua varian Delta pada tahun lalu. Semua aktivitas masyarakat hampir sepenuhnya lumpuh. Di tengah serangan itu, realisasi pendapatan APBD Jawa Timur justru optimal.

Bahkan berhasil menempati peringkat pertama nasional. Tercatat mencapai 103,97 persen atau setara Rp 32,9 triliun dari target sebesar Rp 34,2 triliun. Peringkat kedua ditempati Provinsi Gorontalo dengan capaian 102,28 persen. Menyusul kemudian Provinsi Jawa Barat sebesar 102,07 persen.

Pendapatan asli daerah (PAD) menjadi sumber yang utama. Mampu tembus Rp 18,9 triliun. Nilai itu melebihi 10,50 persen dari target. Dua komponen di antaranya tumbuh signifikan.

Yaitu pajak air permukaan (PAP). Dengan capaian sebesar 128,03 persen atau setara Rp 38,4 miliar. Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) mencapai 120,86 persen atau setara Rp 3,1 triliun.

Empat sumber PAD juga melebihi target. Di antaranya pajak daerah, retribusi daerah, hasil kekayaan daerah, dan PAD lain yang sah. “Patut kita syukuri karena kesadaran masyarakat untuk membayar pajak sangat baik. Meski di tengah pandemi Covid-19,” papar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, kemarin (5/1).

Dua sumber pendapatan lainnya tak kalah tinggi. Yaitu pendapatan transfer mencapai 97,12 persen atau setara Rp 15,6 triliun. Dan pendapatan daerah yang sah lainnya mencapai 75 persen atau sebesar Rp 200,2 miliar.

Khofifah mengatakan, PAD Jatim memberi kontribusi tertinggi dari ketiga sumber pendapatan.Yakni sebesar 55,23 persen pada tahun anggaran 2021.

Sedangkan belanja daerah dalam perubahan APBD tahun anggaran 2021 direncanakan sebesar Rp 36,6 triliun. Dan terealisasi 92,14 persen atau Rp 33,7 triliun. Terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga serta belanja transfer.

Mantan Menteri Sosial itu juga menganggap bahwa realisasi pendapatan daerah itu cukup strategis. Namun, dia berharap agar itu dibarengi dengan peningkatan belanja daerah yang produktif. Agar daya beli masyarakat meningkat.

”Sehingga mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi daerah di berbagai sektor,” imbuhnya. Dia juga makin optimistis. Apalagi kini kasus Covid-19 di Jawa Timur melandai. Ditambah tingkat vaksinasi yang terus meningkat. Maka pemulihan ekonomi bisa berjalan lebih cepat dan progresif. (Mohamad Nur Khotib)

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: