Uji Coba Dua Sif, Minggu Depan PTM 100 Persen

Uji Coba Dua Sif, Minggu Depan PTM 100 Persen

SURABAYA dipastikan akan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di tengah ancaman varian Omicron. Siswa dari jenjang PAUD sampai SMP dibolehkan kembali ke sekolah seperti sediakala. Tapi, dilakukan secara bertahap.

Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya akan melaksanakan PTM 100 persen minggu depan. Juga, akan menggunakan sistem dua sif. Yakni, separuh siswa masuk pagi, sisanya masuk siang. ”Uji coba ini kami lakukan seminggu. Kalau bagus, baru kami buat satu sif,” kata Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh.

Rabu (5/4) Dispendik bersama komisi D DPRD Surabaya menggelar rapat. Keputusan sempat berjalan alot terkait mekanisme PTM 100 persen. Dalam rapat itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim khawatir terhadap kebijakan tersebut. Bahkan, mereka sudah membuat rekomendasi agar siswa PAUD tidak dibolehkan PTM. Pun dengan siswa usia 6–11 tahun. Menurut mereka, pembelajaran hybrid lebih memungkinkan.

Namun, kemarin dispendik tetap membuat kebijakan agar seluruh siswa PAUD maupun SD kembali PTM. Yusuf menjelaskan, ada rasa kasihan terhadap murid pada jenjang tersebut. Maklum, sebagian siswa SD maupun PAUD tidak pernah bertemu satu sama lain. Hal itulah yang membuat ia khawatir terhadap pendidikan anak. ”Sekarang yang kelas III SD, mana pernah bertemu temannya? Mereka belajar daring terus. Kan kasihan,” ujarnya.

Meski begitu, Yusuf tetap akan melibatkan orang tua dalam pelaksanaan PTM. Mereka harus memberikan izin. Meskipun, sifat aturan dari Dispendik Surabaya adalah memaksa. Ia yakin kebanyakan orang tua akan setuju anaknya mengikuti PTM. Apalagi, sudah tiga tahun anak-anaknya melaksanakan belajar daring maupun hybrid.

Apakah siswa wajib divaksin lebih dulu? Berdasarkan surat keputusan bersama (SKB) empat menteri, kewajiban siswa vaksin bukan hal yang mutlak. Dengan demikian, seluruh siswa wajib mengikuti PTM. ”Yang ada itu aturan tenaga kependidikan wajib vaksin. Di Surabaya semuanya sudah vaksin,” lanjutnya.

Koordinator Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Erwin Darmogo menjelaskan, seluruh SMP swasta di Surabaya siap melaksanakan PTM 100 persen. Namun, ia masih belum tahu apakah wali murid mengizinkan atau tidak. Sebab, sampai kemarin belum ada survei kepada wali murid.

Erwin berjanji segera membuat survei tersebut. Sekaligus menyosialisasikan PTM 100 persen. ”Saya yakin wali murid bakal setuju kok. Sudah terlalu lama tidak melakukan PTM,” ungkapnya.

Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Juli Poernomo awalnya menolak pembagian sif dalam PTM 100 persen. Saat itu, ia berpikir hanya akan menambah beban kerja guru. Namun, rupanya guru SMP hanya mengajar 180 menit untuk tiap sif. Sedangkan SD hanya 150 menit tiap sif.

Baginya, jam mengajar itu sudah ideal. Sebab, guru hanya mengajar maksimal 6 jam dalam sehari. ”Kalau yang seperti ini, saya sepakat,” ujarnya.

Toh, pembagian sif tersebut sudah menunjukkan Surabaya bisa melaksanakan PTM 100 persen. Meskipun, mekanismenya bakal berbeda. Ia juga meminta sekolah agar segera menyosialisasikan dan mengatur jadwal mengajar bagi guru dan siswa. Dengan begitu, PTM 100 persen bisa dilaksanakan dengan baik.  (Andre Bakhtiar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: