Siapa Penembak Brigadir Mallaby?
Setelah dua jam mengayuh sepeda, rombongan akhirnya sampai di titik ikonik Surabaya: Jembatan Merah. Di tempat itu Brigadir (setara dengan Brigadir Jenderal dalam kepangkatan TNI, Red) Mallaby tewas. Mobilnya juga ikut terbakar karena ledakan granat pada 30 Oktober 1945. Peristiwa itu dijadikan alasan Inggris untuk membumihanguskan Surabaya. Pendiri Roodebrug Soerabaia Ady Setyawan meluruskan sejumlah narasi yang selama ini keliru.
“MALLABY tidak terbunuh di pertempuran 10 November,” kata Ady sambil menenteng corong pengeras suara, Minggu (16/1). Sebanyak 26 pesepeda yang berkumpul di tepian Kalimas sisi timur mendengarkan dengan seksama.
Narasi umum yang banyak dipahami orang adalah Mallaby terbunuh pada pertempuran 10 November 1945. Padahal ada dua fase pertempuran yang terjadi.
Ia mengingatkan lagi kisah yang disampaikan di titik kumpul pertama: Monumen Wira Surya Agung di Wonokromo. Inggris datang pada 25 Oktober 1945 dengan bantuan Tentara Gurkha. Pihak Indonesia menerima kedatangan sekutu karena mereka bilang hanya ingin menyelamatkan tawanan perang.
Pada 27 Oktober, pesawat Inggris menyebarkan selebaran. Semua senjata Indonesia harus diserahkan tanpa perlawanan. Atau perang.
Pertempuran pun pecah pada 28-30 Oktober 1945. Pada pertempuran tiga hari inilah Mallaby tewas. “Jadi, terbunuhnya pada fase pertama. Bukan pertempuran 10 November,” ujar penulis Kronik Pertempuran Surabaya itu.
Ady meminta rombongan melihat ke arah barat. Di seberang sungai terdapat Gedung Internatio yang warnanya dominan putih dengan aksen merah pada bagian atasnya.
Sebelum Mallaby tewas, pasukan Inggris berkumpul di sana. Mereka dikepung oleh para pejuang yang membentuk benteng pertahanan di tanggul sungai.
Malam itu, Inggris dan tentara Gurkha sebenarnya sudah kewalahan. Mereka meminta Soekarno-Hatta menghentikan pertempuran. Namun, perundingan tidak terwujud karena Mallaby tewas malam itu.
“Siapa yang menembak? Ini versinya ada banyak,” ujar Ady. Sama banyaknya dengan versi perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato atau sekarang bernama Hotel Majapahit.
Mallaby adalah seorang perwira muda eksekutif Kerajaan Inggris yang punya karir mentereng. Namun, nyawa pria kelahiran 12 Desember 1899 itu terenggut ketika usianya hampir 46 tahun.
Versi umumnya, Mallaby mati ditembak dan mobil Buick yang dikendarainya meledak karena granat. Siapa yang menembak Mallaby dan melempar granat masih jadi misteri.
Des Alwi dalam buku Pertempuran Surabaya November 1945, menyebutkan kemungkinan Mallaby tewas karena peluru nyasar dari pihak Inggris sendiri. Alias friendly fire.
Kesaksian dari Muhammad, salah satu tokoh yang ada di Gedung Internatio, juga ditulis dalam buku itu. Dari kisahnya, disimpulkan bahwa tentara Inggris sudah menyiapkan mortir yang diarahkan ke deretan mobil yang terparkir di dekat Roodebrug atau Jambatan Merah.
Harapannya pejuang Indonesia akan kocar-kacir dengan ledakan itu. Dengan begitu Mallaby yang sudah berada di dalam mobil bisa melepaskan diri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: