Kabar Duka di Pagi Buta

Kabar Duka di Pagi Buta

AIR mata Wagiati Siswinarni terus mengalir. Dia belum bisa menerima kenyataan pahit itu. Adik bungsunyi, Desra Wahyudi A.M., meninggal dengan kondisi sangat tragis. Terpanggang dalam gedung Double O, Sorong. Saat itu Desra sedang tampil dengan bandnya. Kabar duka diterimanyi beberapa jam setelah kejadian. Selasa (25/1) dini hari buta.

Desra merupakan gitaris sekaligus manajer Rockvolution Band. Band itu mendapat kontrak untuk tampil di Double O, Papua. Sejak Juni 2021 mereka di sana. Seharusnya, setelah tiga bulan, kontraknya habis. Lalu, grup band akan diganti dengan band lainnya. Tapi, masih dalam naungan manajemen Desra.

Namun, kali ini kontrak mereka selalu diperpanjang. Terkait kejadian itu, semua saudara Desra belum mengetahui cerita pastinya yang terjadi. Hanya cerita dari kerabatnya di sana. Itu juga masih sepotong-potong karena mereka juga tidak melihat langsung kejadian tersebut.

”Katanya sih, ada pertikaian di sana. Tapi cerita lengkapnya, saya belum tahu. Yang pasti, semua orang tidak ada yang berani keluar. Karena kondisi sangat mencengkam. Mereka bersembunyi di lantai 2,” kata Agus Mahad Setiabudi, kakak Desra, saat ditemui Harian Disway Selasa (25/1) malam.

Saat kejadian itu, Desra sempat mengirimkan video kondisi dalam kelab tersebut. Video tersebut berdurasi lima detik. Hanya terdengar suara perempuan yang mengatakan dengan nada panik. ”Pintunya jangan dibuka”. Tetapi, ternyata persembunyian itu tetap sia-sia.

Gedung tersebut dibakar dua kubu yang saling bertikai. Enam dari tujuh anggota band yang dikomandani Desra pun meninggal. Hanya pemain keyboard yang lolos dari maut. Pemain beruntung itu biasa dianggil Abong, anak asli Sorong.

Kini saudara kandung Desra hanya pasrah. Menunggu jasad sang adik kembali ke rumah. Sekarang masih dalam proses pemeriksaan DNA oleh kepolisian setempat. Sebab, bentuk 17 jenazah yang telah ditemukan itu nyaris sama. Hangus terbakar. Sangat susah untuk dikenali.

Wagiati mendapat informasi itu terlebih dahulu. Dia merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Setelah mendapatkan informasi bahwa Desra telah tiada, dia langsung mengabari kakaknyi, yakni Agus Siswinarno, yang ada di Kalimantan.

”Kakak saya mendapat informasi dari temannya di Sorong. Setelah itu, dia (Wagiati) mengabari kita semua,” kata Agus Mahad Setiabudi atau akrab disapa Bung Joni itu. Agus Siswinarno bersama anak Desra akan berangkat ke Sorong untuk mencocokkan DNA.

Keduanya akan berangkat ke Sorong. Itu juga dibiayai manajemen Double O. Padahal, mereka sempat tidak mau berangkat. Mereka hanya berpatokan pada rantai dompet yang biasa dikenakan Desra.

”Adik kami ini identik dengan dompet yang diberi rantai. Jadi, sebenarnya gampang saja untuk cocokkan. Hari ini (kemarin) kami baru dapat informasi bahwa manajemen mau bertanggung jawab. Jadi, kakak pertama saya yang berangkat,” tambahnya.

Menurut Joni, semasa hidup, adik bungsunya itu terkenal sangat pendiam. Tidak hanya kepada saudaranya. Tapi juga kepada semua temannya. Namun, di balik itu semua, Desra adalah orang yang sangat peduli kepada semua orang. Ia mau mengorbankan diri untuk orang sekitarnya.

”Adik saya itu lebih mengalah tidak makan ketimbang teman-temannya yang tidak makan. Juga, kalau ada temannya berutang kepadanya, Desra paling tidak mau menagih. Jadi, saya tidak pernah lihat adik saya itu punya musuh,” bebernya.

FORMASI terakhir Rockvolution. Desra di tengah. Ia mengenakan baju merah dan topi. (Instagram)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: