Kabar Duka di Pagi Buta

Kabar Duka di Pagi Buta

Desra itu tergolong musisi sejati. Ia mulai mengenal musik sejak kecil. Hidupnya dihabiskan untuk bermain musik. Saat di sekolah dasar, Desra kali pertama belajar memainkan gitar. Ia tertarik dengan alat musik petik itu saat melihat Bung Joni memainkannya.

”Saat itu ia (Desra) minta saya mengajarkan bermain gitar. Cuma tiga hari saya ajarkan. Hanya dasarnya. Tapi, perkembangannya sangat luar biasa. Jadi, waktu itu saya langsung mengursuskan Desra main gitar. Saya bilang, tiga bulan sudah harus mahir,” paparnya.

Gitar listrik pertama milik Desra adalah pemberian Joni. Semenjak SMP, barulah Desra berani tampil dari panggung ke panggung. Karier bermusiknya juga makin hari makin menanjak. Bahkan, alumnus Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus itu sering tampil bersama musisi nasional.

”Sampai akhirnya beberapa kafe dan kelab tertarik teken kontrak dengan bandnya. Adik saya juga pernah memanajeri sampai 15 band. Penghasilannya terbilang lumayan. Bisa sampai puluhan juta per bulan,” ungkapnya.

Kakak Desra lainnya, yaitu Yuniati Lenna, memiliki kenangan yang tidak terlupakan bersama sang adik. Ketika suaminyi meninggal, Desra spontan menuliskan sebuah lagu untuknyi. Lagu itu berjudul Aku Kenang. ”Saya nyanyi. Dan Desra yang main musik,” kenangnyi.

Joni sebenarnya sudah merasakan bahwa adiknya itu akan mendapatkan musibah besar. Di hari kejadian, yaitu Senin (24/1), putra keempat dari pasangan Soemari dan Soemarmo itu mimpi buruk. Dalam mimpi tersebut, adiknya terbakar.

Saat itu Desra sedang bermain gitar melodi. Tiba-tiba ada yang melempar semacam bom molotov ke arah panggung. Api itu langsung menyambar Desra. Adiknya sempat melemparkan gitar yang dipegang itu. Namun, api tersebut keburu melahap sang adik.

”Saya tiba-tiba terbangun dari tidur saya. Saat itu pukul 19.00. Saya langsung menghubungi Desra. Saya cuma bilang hati-hati di sana. Saya baru mau bercerita mimpi saya, Desra bilang nanti dulu. mereka lagi chek sound. Katanya, nanti dihubungi lagi,” ceritanya.

Rupanya, itu adalah komunikasi terakhir yang dilakukan Joni kepada Desra. Ia melihat Desra terakhir online pukul 23.00. Setelah itu, sudah tidak ada kabar lagi. Sementara itu, Wagiati menceritakan bahwa sejak kecil Desra tinggal dengan Wagiati.

Rumah itu berada di Siwalankerto Selatan IV. Rumahnya tingkat. Berwarna putih. Di depan ada pohon mangga. Rumah itu dekat dengan jalan tol. ”Adik saya itu susah senang pasti tinggal di sini. Anak tunggalnya, yaitu Delvi Nadia Sarapova, juga tinggal dengan kami di sini,” ujar Wagiati.

Karena itu, jasad adik bungsunya tersebut nantinya dibawa ke rumah itu. Setelah itu, dikubur di samping makam kedua orang tua mereka. Makamnya tidak jauh dari rumah tersebut. ”Sekarang kita masih menanti kedatangannya dari Sorong,” bebernyi.

Desra anak terakhir dari enam bersaudara. Paling tua adalah Agus Siswinarno, lalu Wagiati Siswinarni, Yuniati Lenna, Agus Mahad Setiabudi (Joni), dan Novita Rinawati. (Michael Fredy Yacob)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: