Asyik dengan Webtoon

Asyik dengan Webtoon

Bermula dari kegemaran membaca komik melalui aplikasi Webtoon, Christella Vanya Harlim coba-coba menggambar karakter anime. Juga figur komik Korea.

Ada karya Christella Vanya Halim dalam art exhibition Cabe Rawit. Pameran yang diikuti sepuluh remaja berusia 12-21 tahun, di The Progo 10, Surabaya, sejak 16 Januari lalu.

Pameran yang diinisiasi pelukis poster film era ’80an Andreanus Gunawan itu adalah pameran Vanya yang perdana. ”Buat yang pertama kali, saya senang sekali. Apalagi bareng pelukis muda lainnya,” ungkapnya.

Selain diajak Andreanus, Vanya berani mengikuti pameran berkat dorongan gurunya dulu di SMP Kristen Petra 3 Surabaya, Hermin Fuji Kristanti. Guru seni budaya itu salah seorang rujukan Vanya untuk berkonsultasi tentang seni lukis.

”Saya dibimbing Bu Fuji banyak hal. Paling sering saya bertanya soal teknik pencampuran warna untuk membuat karya seni rupa digital,” ujarnya.

Chloe Battenberg dan Jinjin of Astro

Untuk Cabe Rawit, Vanya juga minta pertimbangan gurunya itu. Dia memilih menggambar beberapa figur dengan media digital. ”Karya itulah yang saya print untuk dipamerkan,” ujarnya.

Sebenarnya, Vanya baru fokus menggambar ketika masa pandemi 2020 lalu. Seperti semua orang, ada banyak waktu luang. Semua dia pelajari sendiri di rumah. Kalaupun ada pembimbing, satu-satunya ya Fuji.

Selebihnya ia ’berguru’ di internet. Melihat tutorial YouTube.

Dari sekian figur, Vanya menyukai karakter anime. ”Inspirasi paling banyak saya dapat dari Webtoon. Di situ ada komik-komik full color yang menarik,” ungkapnya.

Ada komik Webtoon berjudul Villainess Reverses The Hourglass yang disukainya. Dalam komik asal Korea yang dibuat Sansobee itu ada tokoh utama yang antagonis dengan jalan cerita yang tak dapat diprediksi.

”Saya sering banget menggambar ulang karakter-karakter Villainess Reverses The Hourglass. Cuma untuk latihan. Karena saya harus mengasah kemampuan setiap hari. Kalau meniru karakternya enggak,” ujarnya.

Webtoon digemari Vanya gara-gara tertarik bacaan seorang kawannya. ”Saya langsung download Webtoon di smartphone. Habis baca-baca jadi suka,” ujar siswi kelas X SMA Kristen Petra 2 itu.

Vanya lantas mencoba menggambar karakter-karakter itu sampai bisa. ”Eh teman-teman yang melihat hasilnya bilang bagus. Sejak itu saya semangat menggambar terus. Keterusan sampai sekarang,” katanya.

Ditambah referensi dari komikus lokal Ayu Devita Krisanti, kreator komik Sri Asih: Celestial Goddess. Komik yang berkisah tentang superhero perempuan. Sri Asih merupakan remake superhero perempuan karya RA Kosasih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: