1.001 Cara Kematian
BERITA duka terkabar dari Jember. Sebelas korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan 13 korban ditemukan selamat setelah terseret arus laut saat menggelar ritual di pesisir Pantai Payangan, Kabupaten Jember.
”Sebelas korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di sekitar perairan Pantai Payangan, Jember, baik dalam kondisi mengambang maupun berada di pesisir pantai,” kata Komandan Tim (Dantim) Basarnas Jember Jatmika di Pantai Payangan seperti dikutip sejumlah media.
Disebutkan, rombongan tersebut berasal dari Kelompok Tunggal Jati Nusantara (TJN) yang dipimpin Hasan. Mereka berangkat dari Kecamatan Panti, Patrang, Sukorambi, Sumbersari, Ajung, dan Jenggawah. Ada 24 orang.
Dari seorang teman, saya bisa sedikit lebih paham tentang TJN. Ada yang menyebutkan N adalah Nuswantoro, bukan Nusantara. Mengacu pada pelafalan dalam bahasa Jawa. TJN diyakini sempalan dari penghayat Sapto Dharmo, salah satu aliran kepercayaan yang besar di tanah Jawa.
Dulu, kabarnya, aliran itu ada di Peniwen, Malang, lalu pindah ke daerah Lumajang. Setelah itu, tidak terdengar lagi sampai kemudian ada musibah tersebut.
Sapto Dharmo lebih pada laku utomo dengan menjalankan empat kebaikan. Sedangkan di TJN ada sisipan mistik sejenis kesaktian. Salah satu ritualnya adalah kungkum alias berendam.
Dengan berendam dan meditasi, mereka berharap bisa mencapai rasa tenang. Rasa yang diyakini bisa mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.
Sebenarnya, sudah ada pihak yang melarang kelompok itu melanjutkan rencananya. Namun, imbauan tersebut tak digubris. Mereka tetap masuk ke air laut dan mulai berendam. Kurang dari satu jam kemudian, ombak besar datang dan menggulung mereka.
Sebenarnya, ritual berendam itu juga ada di sejumlah aliran kepercayaan yang lain. Terutama aliran kepercayaan. Petirtaan Jolotundo di Trawas, Mojokerto, juga digunakan untuk ritual itu. Bekas pemandian yang diyakini peninggalan Prabu Airlangga itu masih bertahan hingga sekarang.
Hampir setiap malam masih ada orang yang datang untuk mandi dan mengambil air di sana. Airnya diyakini bisa membuat awet muda dan menghilangkan aura negatif. Itu tentang kepercayaan yang belum tentu bisa dibuktikan secara ilmiah. Yang jelas, airnya berasal dari sumber mata air yang belum terkontaminasi.
Air memang dianggap salah satu elemen alam yang bisa menyucikan. Tidak hanya di aliran kepercayaan, tetapi juga di semua agama. Air untuk berwudu ataupun air yang dipercikkan pendeta ke umatnya.
Lalu, apa yang terjadi pada kelompok TJN di Jember? Bukankah ada tiga hal yang menjadi kuasa Tuhan? Umur, rezeki, dan jodoh.
Anggap saja, kematian mereka adalah satu di antara 1.001 cara kematian yang diciptakan Tuhan.
Bukankah kematian adalah nasihat bagi yang hidup? (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: