Tangkap Teroris Jangan Jadi Teror

Tangkap Teroris Jangan Jadi Teror

"Orang Israel cenderung memaafkan kekerasan terhadap orang Palestina (jurnal ilmiah: Behavioral Sciences of Terrorism & Political Aggression, Volume 1, No. 1).

Namun, pakar terorisme Fathali Moghaddam dari Departemen Psikologi Universitas Georgetown, AS, menukik lebih detail jika dibandingkan dengan riset trio profesor itu.

Moghaddam dalam bukunya, How Globalization Spurs Terrorism: The Lopsided Benefit of One World and Why That Fuels Violence (Praeger, 2008), menyatakan:

Globalisasi yang cepat memaksa budaya yang berbeda untuk berhubungan satu sama lain. Sebab, itu mengancam dominasi atau hilangnya beberapa kelompok.

Dengan referensi tersebut, bisa disimpulkan: Rekrutmen teroris bakal terus berlangsung. Tidak ada yang bisa memastikan sampai kapan.

Tak terduga, pihak Partai Amanat Nasional (PAN) mendukung Densus 88 di penangkapan terduga teroris di Bengkulu.

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga kepada wartawan, Senin (14/2), mengatakan: "PAN percaya dengan ketelitian dan profesionalitas Densus 88."

Viva Yoga: "Densus 88 dibentuk sebagai pasukan khusus untuk mendeteksi gerakan dan jaringan teroris yang mengancam kedaulatan negara. Setiap saat memang harus melakukan evaluasi dan koreksi diri untuk meningkatkan kinerjanya."

Diakhiri: "Saya pribadi kaget, ada pengurus Partai Ummat terlibat jaringan teroris. Tapi, menurut saya, nanti biarlah proses hukum yang akan menjawab hal tersebut."

Tidak ada pembelaan. Tidak ada permusuhan. Semua pihak cinta damai. Biarkan perkara itu diselesaikan di pengadilan. Yang terbuka. Bisa ditonton rakyat Indonesia.

Bahwa ada sedikit percikan politik dalam kasus ini, itu sudah biasa. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: