Belanda Belum Akui Kita Merdeka 17 Agustus 1945

Belanda Belum Akui Kita Merdeka 17 Agustus 1945

Ia sudah mempelajari hasil penelitian Koninklijk Instituut voor Taal (KITLV), Nederlands Instituut voor Oorlogsdocumentatie (NIOD), serta The Netherlands Institute of Military History (NIMH) yang menjadi landasan penyesalan PM Mark Rutte. Ada sejumlah peneliti Indonesia yang dilibatkan. Namun porsi mereka tidak banyak. Sehingga, penelitian dituding berat sebelah.

Karena itulah Histori Bersama menulis surat terbuka untuk pemerintah Belanda atas keberatan mereka. Ada empat poin masukan dan saran yang mereka tulis.

  1. Struktur penelitian perlu berangkat dari titik permasalahan konteks dari konsep penjajahan kolonial dan pengaruhnya terhadap hubungan serta pandangan pada saat ini.
  2. Para peneliti Indonesia berhak untuk diberikan peran yang penting dalam penelitian ini.
  3. Pemerintah Belanda seharusnya tidak menentukan persyaratan-persyaratan baik atas struktur, maupun isi dan makna dari penelitian ini. Begitu juga halnya dengan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan masalah penelitian yang secara politik sangat sensitif ini, seharusnya tidak dilibatkan dalam penelitian.
  4. Menurut kami penulisan ringkasan sintesis tidak mungkin dilakukan oleh satu orang. Kami berpendapat bahwa keputusan direktur KITLV Gert Oostindie sebagai penulis ringkasan tersebut pun merupakan hal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan karena beliau bukan pakar sejarah Indonesia dan tidak bisa berbahasa Indonesia.

Jika sikap pemerintah Belanda masih dipertanyakan, bagaimana penduduk Belanda merespon penyesalan PM Mark Rutte itu? Ternyata ada jajak pendapat terkait hal itu. Fitria pernah menulisnya. Dan hasil polling itu mencengangkan. (Salman Muhiddin)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: