Indra Kenz Binomo dalam Strain Theory
Itu ia cetuskan dalam strain theory. Induk teori kriminologi-sosiologi yang terus disempurnakan para pakar hingga kini.
Strain theory (teori ketegangan sosial) berupaya mengungkap penyebab orang bertindak kriminal. Terutama kejahatan properti, kejahatan yang bermotif merebut harta.
Inti strain theory: Masyarakat menyaksikan kondisi kehidupan sosial. Yang berpengaruh pada kejiwaan setiap individu.
Pada masyarakat glamor, penuh pamer kemewahan, menghasilkan jurang antara si kaya dan si miskin.
Lalu, si miskin akan bermimpi, bagaimana caranya agar hidup glamor? Atau setidaknya, mendekati glamor. Paling sederhana, mimpi bisa beli barang tiruan (KW1 atau 2) yang mirip glamor itu.
Untuk mencapai itu, strain theory membagi dalam tiga golongan orang. Yakni:
1) Kesesuaian. Individu mengikuti tujuan sosial (glamor) melalui cara yang sah. Individu tersebut berusaha keras mencapainya. Melalui cara-cara legal.
Misalnya, terus sekolah. Giat belajar. Mengasah keterampilan. Meluaskan pergaulan. Hidup hemat dan sejenisnya.
2) Penyimpangan (di teori disebut inovasi, yang dalam bahasa Indonesia tidak tepat). Individu berupaya keras, mencapai tujuan sosial. Kebetulan individu ini tidak punya kesempatan meningkatkan kualitas diri. Tapi bersikukuh mengejar.
Maka, individu tersebut merebut tujuan sosial dengan segala cara. Apa pun yang terjadi, harus bisa punya kehidupan seperti itu (glamor). Pastinya kriminal.
3) Ritualis. Individu tahu tujuan sosial di masyarakatnya. Menyaksikan kemewahan glamor yang dipamerkan orang sehari-hari. Tapi, individu tersebut tidak punya kesempatan meningkatkan kualitas diri.
Individu jenis itu tahu diri. Ia tahu, kapasitas diri tidak mampu merebut tujuan sosial. Dan, mereka pasrah, tetap di jalur legal. Meski hidup sederhana.
Penjahatnya, berdasar strain theory, ada di nomor dua.
Teori itu dicetuskan Merton tahun 1938, ketika AS hampir pulih dari megakrisis ekonomi. Sehingga kehidupan masyarakat AS bagai kuda liar, lepas dari kandang. Punya harta sedikit, dipamer-pamerkan. Sebagai kemewahan.
Strain theory sebagai tesis. Bertahun-tahun kemudian muncul aneka teori sosiologi-kriminologi yang berpijak dari teori itu. Sebagai antitesis. Sampai lahir sintesis, yang otomatis menjadi tesis baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: