Di Air Terjun Kapas Biru, Kus Andi Bak Menemukan Dunia yang Hilang
Saran lagi, sebaiknya merencanakan pergi ke tempat ini dilakukan pagi-pagi sekali dari rumah. ”Jangan menuju lokasi ketika hari terlalu sore karena turunnya mungkin enggak masalah, tapi naiknya takut kemalaman,” terangnya.
Namun jika ingin bermalam pastikan perbekalan sudah disiapkan dengan baik. Mengingat lokasi jauh dari pemukiman warga maka jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akan sangat sulit mencari pertolongan.
Namun medan yang dilalui dengan cukup menguras energi ini akan mulai melegakan ketika sudah mulai menapaki jalan yang landai. Begitu melewati kebun cabe, maka itulah tanda semakin dekat dengan lokasi Air Terjun Kapas Biru.
Dari jauh, suara deru air yang semakin kencang seolah mengobati lelah. Mengantarkan kaki kian bergairah menapaki jembatan yang terbuat dari bambu agar bisa menyeberangi sungai dari aliran Air Terjun Kapas Biru.
Sungguh menarik! Kus memekik begitu Air Terjun Kapas Biru di hadapannya. Ada pesona yang begitu memikat. ”Memang di Lumajang banya air terjun yang bagus, tapi yang ini sangatlah berbeda. Cantiknya beda dengan Air Terjun Tumpak Sewu, Air Terjun Kabut Pelangi, Air Terjun Coban Sriti, atau Goa Tetes misalnya,” urainya, kagum.
Menurut Kus, Air Terjun Kapas Biru unggul karena berada di lokasi yang tenang dan jauh dari keramaian. Itulah yang membuat siapa saja akan makin betah berlama-lama bersantai. Air yang bening dan segar layak untuk dijadikan sebagai bak mandi alami.
Kus pun memuaskan diri dengan berendam di sela-sela bebatuan yang berundak dengan airnya yang mengalir. Saat itu udara sejuk di sekitar sangat terasa. Banyak tanaman tumbuh dengan subur di sekitarnya.
”Saya melihat lumut, tanaman perdu, pisang, bambu, palem dan aneka jenis tumbuhan lainnya. Seperti hasil penelitian dari tim botani, terdapat 30 jenis tumbuhan paku yang eksotis di Kapas Biru. Terbentuk sebuah vegetasi alami yang begitu apik,” terangnya.
Air Terjun Kapas Biru berasal dari aliran anak Sungai Besukbang atau Sungai Lengkong yang berhulu di lereng Gunung Semeru. Airnya mengalir di antara dua tebing setinggi 100 meter. Berdinding indah dalam warna cokelat kemerahan dengan sisipan lumut-lumut hijau serta rimbunnya tanaman di sekitarnya.
Kombinasi yang sangat cantik inilah yang sangat berkesan buat Kus. ”Saya seperti menyaksikan ’The Lost World’ itu hadir di depan mata,” ungkapnya.
Buat yang ingin merasakan seperti Kus, ada tip. Sebaiknya luangkan waktu dengan cukup. Siapkan stamina sangatlah penting. Karena akan berbasa-basah maka membawa baju ganti sangat perlu. Tak lupa membawa air minum dan makanan secukupnya.
Kus Andi/@Kus.Andi
Hotelier, visual artist, owner Teman Tumbuh
Untung fasilitas sudah cukup memadai seperti toilet dan kamar bilas setelah berendam. Kus sendiri hamper betah seharian -meskipun tak bermalam- karena kondisinya alamnya sangat asri dan alami. Belum banyak campur tangan manusia seperti lokasi wisata kebanyakan.
Saya suka dengan tanaman di sekitar air terjun yang begitu subur. Saya amati sambil berendam. Saat itulah saya merasa telah memberi diri sendiri sebuah reward yang mahal,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: