Duel Big Data yang Sama-Sama Kosong

Duel Big Data  yang Sama-Sama Kosong

Big data asli rahasia. Dibuktikan Ketua DPR Puan Maharani yang menyatakan bahwa PDIP juga punya big data. Terpenting, sama dengan milik Luhut Binsar Pandjaitan: Tidak diungkap ke publik.

PUAN kepada pers, Selasa (15/3) mengatakan: "Kalau di PDIP Perjuangan, kami punya data sendiri dan tidak termasuk dengan data yang disampaikan." Maksud frasa ”yang disampaikan” adalah big data Luhut.

Dilanjut: "Data milik kami, partai politik, big juga. Big data juga."

Tapi, sebagaimana layaknya suatu persaingan, komparasi big data milik Luhut B. Pandjaitan banding milik Puan atau PDIP sama-sama rahasia.

Bedanya, big data milik Luhut menyebutkan, 110 juta rakyat Indonesia melalui medsos, mendukung Pemilu 2024 ditunda. Sebaliknya, yang milik Puan, angkanya tidak disebutkan.

Persoalan yang jadi fokus Puan bukan lomba big data. Bukan. Melainkan, soal wacana penundaan Pemilu 2024 yang berkembang, belakangan ini.

Itu ditegaskan Puan saat berkunjung ke kantor PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (15/3).

Di situ Puan mengatakan, posisi DPR sesuai dengan mekanisme yang sudah disepakati pemerintah-DPR-Komisi Pemilihan Umum. Tidak ada penundaan pemilu.

Puan tegas: ”Pemilu akan diselenggarakan 14 Februari 2024. Titik.”

Mengapa Puan mengatakan itu saat berada di PBNU? Apa hubungannya?

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memang punya hubungan historis dengan NU. Banyak kaum nahdliyin yang berada di situ. Tapi, PKB bukan NU. Padahal, PKB bersama Partai Golkar dan PAN sudah menyatakan tidak keberatan Pemilu 2024 ditunda.

Ternyata, memang tidak ada hubungan. Antara sikap politik PKB tunda pemilu dan kunjungan Puan ke PBNU. Mungkin cuma kebetulan. Terbukti, Puan mengatakan soal kunjungan itu, begini:

”Kami datang ke sini, sekalian silaturhami. Tentu saja ingin menyampaikan bahwa membangun bangsa dan negara itu tidak bisa sendirian. Membangun bangsa dan negara itu harus dilakukan secara bergotong royong.”

Dilanjut: ”NU bersama PDI Perjuangan tentu saja memiliki konstituen atau pemilih yang sama, yaitu wong cilik.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: