Tiga Kasus Son of Omicron Terdeteksi di Jatim

Tiga Kasus Son of Omicron Terdeteksi di Jatim

VARIAN Son of Omicron baru saja terdeteksi di Jawa Timur. Tiga pasien terkonfirmasi. Itu berdasar hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) dari Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair).

Tiga sampel itu diterima pada awal Februari lalu. Kini semuanya sudah dinyatakan sembuh setelah menjalani isolasi. ”Tiga orang itu berasal dari Surabaya,” ungkap Kepala Dinkes Jatim dr Erwin Astha Triyono saat dikonfirmasi kemarin (18/3).

Namun, Erwin meminta masyarakat agar tidak panik dan terlalu khawatir. Mengingat, gejala yang dialami tiga pasien itu tidak sampai sedang atau berat. Hanya ringan. Bahkan, salah satunya merupakan orang tanpa gejala (OTG).

Ia juga memastikan bahwa Son of Omicron hampir mirip dengan Omicron. Artinya, tidak lebih bahaya daripada serangan Delta seperti gelombang kedua tahun lalu. Asal setiap pasien sudah disuntik vaksin dosis lengkap. Juga, tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Terutama bagi para lansia dan anak usia 6–11 tahun. Juga, vaksin booster untuk masyarakat 18 tahun ke atas. ”Bagi yang sudah mendapatkan dosis lengkap minimal 3 bulan yang lalu segera suntik booster,” ungkapnya.

Kasus Covid-19 di Jatim melandai. Dalam satu minggu terakhir kasus turun sekitar 60 persen. Pada 10 Maret, total kasus aktif Covid-19 tembus 14.701. Kemarin kasus aktif Covid-19 mencapai 6.820 kasus.

Dari jumlah itu, 2.187 pasien mendapat perawatan. Mulai ICU rumah sakit (RS), isolasi di RS, isolasi di RS darurat, hingga di tempat isolasi terpusat. Sisanya, 4.633 pasien, menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Jubir Satgas Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril mengatakan, rentang usia pasien itu cukup variatif. Yang paling banyak pasien berusia dewasa rentang 21–60 tahun yang mencapai 48 persen dari total kasus. Kemudian, menyusul 37 persen lansia di atas 60 tahun, 10 persen anak usia 1–10 tahun, dan 6 persen usia remaja rentang 10–20 tahun.

”Tingkat keparahannya juga sangat variatif,” lanjutnya. Sekitar 38 persen dari total pasien bergejala sedang dan 36 persen bergejala ringan. Sisanya, 15 persen, merupakan OTG dan hanya 10 persen yang bergejala berat. Bahkan, 52 persen dari total pasien membutuhkan terapi oksigen.

Namun, dari data Satgas Covid-19 Jatim, total pasien yang dirawat itu belum terdeteksi varian apa yang menginfeksi mereka. Sebab, petugas kehabisan alat reagen WGS. Sedangkan tak semua provinsi memiliki layanan pemeriksaan WGS itu. Di Jawa Timur, misalnya, hanya tersedia di ITD Unair.

Seluruh sampel terpaksa dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) di Yogyakarta. Namun, sampel akan diperiksa dengan memakai PCR S-gene target failure (SGTF).

Kementerian Kesehatan memaparkan, total kasus Son of Omicron per hari ini mencapai 668 kasus. Bahkan, sudah terdeteksi tiga subvarian Omicron lainnya. Yaitu, BA.1, BA.1.1, dan BA.2.

”Mayoritas kasus merupakan varian BA.1 atau Omicron biasa dengan 5.625 kasus,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Wiweko saat dikonfirmasi kemarin.

Menurutnyi, laju penularan Son of Omicron atau BA.2 lebih tinggi daripada BA.1. Meski, BA.1 sempat mencapai rekor tertinggi penambahan kasus Covid-19. Yakni, 64.718 kasus pada 16 Februari lalu.

Sumber: