Hari Pertama Jajal Lapangan

Hari Pertama Jajal Lapangan

AKHIRNYA, Disway Open Wushu Championship 2022 digelar. Sejak Kamis pagi (24/3), para atlet dari 37 sasana menggeruduk Graha Unesa secara bergiliran. Mereka berkesempatan untuk melakukan uji coba lapangan di lantai 4.

Agenda pertama itu berlangsung dengan tertib. Tentu saja sesuai protokol kesehatan. Sebelum memasuki arena, seluruh pelatih dan atlet menuju meja registrasi. Kemudian di-swab satu per satu.

“Syukur hasilnya tidak ada yang positif,” ungkap Ketua Pelaksana Disway Open Wushu Championship 2022 Doan Widhiandono, kemarin (24/3). Ia mengapresiasi seluruh peserta karena sukses menjaga kesehatan fisik. Harapannya, keadaan itu bisa berlangsung hingga akhir kejuaraan.

Doan juga berterima kasih atas antusiasme seluruh peserta. Baik dari Jawa Timur, Bali, hingga Jawa Tengah. Sebab, kesuksesan terselenggaranya perhelatan kejuaraan wushu tatap muka ini sangat bergantung pada semangat seluruh peserta. 

Apalagi kejuaraan tidak digelar secara remeh. Fasilitas venue hingga sponsorship pun cukup bergengsi. Apabila ajang kejuaraan wushu perdana bisa sukses maka kemungkinan besar bisa berlanjut pada tahun berikutnya. “Jadi ini sebagai pembuktian juga. Jika berhasil tentu kami pun bisa dengan mudah menggelar event dengan skala lebih besar pada tahun depan,” jelasnya.

Jadwal uji coba lapangan itu berlangsung hingga pukul 16.00 sore kemarin. Kemudian para pelatih pun menuju gedung Student Centre Unesa. Yakni untuk menghadiri technical meeting (TM).

Pada kesempatan itu juga dihadirkan perwakilan dari Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) Gatot Nur Ferianto. Yang juga didapuk sebagai ketua dewan juri pada kejuaraan Disway Open Wushu Championship 2022.

Di hadapan para pelatih dan manajer sasana yang hadir, ia menyampaikan beberapa poin penting. Yakni untuk digunakan sebagai rambu-rambu selama kejuaraan berlangsung. Salah satunya, dewan juri bakal memakai peraturan resmi sesuai standar Internasional Wushu Federation (IWUF) 2005.

“Seluruh penilaian mengacu pada aturan IWUF 2005,” tegas Gatot. Tentu itu menjadi faktor utama untuk menunjang hasil penilaian yang fair. Sehingga ia pun meminta kepada seluruh peserta agar memercayakan sepenuhnya keputusan penilaian pada dewan juri.

Para atlet Garuda Jember menjalani swab antigen saat tiba di Graha Unesa, Kamis (24/3).
(Foto: Boy Slamet-Harian Disway)

Gatot menyambut dengan gembira kejuaraan wushu tatap muka tersebut. Ia berharap ajang Disway Open Wushu Championship 2022 bisa dijadikan media uji kemampuan. Yakni untuk persiapan mengikuti sirkuit nasional (sirnas) yang bakal digelar pada pertengahan April mendatang.

Menurutnya, seluruh atlet yang bergabung dalam kejuaraan ini lebih beruntung. Pun bagi yang belum bisa memenangkan pertandingan. “Nanti catatan-catatan kesalahan juri kan bisa jadi bahan evaluasi. Jadi sekaligus untuk persiapan jelang sirnas,” ungkapnya.

Agenda TM tersebut berlangsung cukup gayeng selama lebih dari satu jam. Diiringi canda dan temu kangen para pelatih antar sasana. Namun, juga berlangsung cukup serius. Sebab menyangkut kelancaran pertandingan selama tiga hari ke depan. 

Beberapa pelatih sasana menyampaikan usulan dan sanggahan. Juga muncul sekian poin kesepakatan yang perlu penegasan kembali. Pertama, pertanyaan datang dari David sebagai perwakilan sasana Yasanis Surabaya. Yakni mengenai perebutan kategori lima atlet terbaik yang mendapat hadiah uang pembinaan. 

Pemilihan itu dihitung berdasar perolehan medali atlet tersebut. Jika terjadi perolehan jumlah medali yang sama maka juri akan menambah faktor yang lain. Yaitu menghitung perolehan poin performance mereka.

Sumber: