Langkah Politik Gibran
Gibran Rakabuming Raka/ilustrasi-ilustrasi-
Lain halnya, syarat capres dan cawapres 40 tahun. Kecuali pilpres mundur tiga tahun. Atau tampil di Pilpres 2029.
Apakah perjalanan Gibran nanti bisa menapak seperti Jokowi. Tentu sangat ditentukan oleh pengaruh bapaknya.
Ada perbedaan Gibran dan pesaingnya seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Puan Maharani. Sama-sama anak presiden. Namun, AHY dan Puan selain mewarisi nama besar orang tua, juga ”diwarisi” partai politik.
AHY sekarang menjabat ketua umum Partai Demokrat. Puan salah satu ketua dan tokoh penting PDIP. Keduanya sudah punya kendaraan politik. Ibaratnya, kalau mau bepergian, keduanya tinggal ambil kunci, langsung cusss. Walaupun size kendaraan politik tidak besar karena harus koalisi, tapi paling tidak, ia sudah punya modal.
Lain halnya bila belum punya parpol. Masih harus mencari kendaraan politik. Masih melakukan berbagai lobi. Sewa atau pinjam.
Gibran tidak mempunyai kendaraan politik. Dicalonkan PDIP, tapi bukan sebagai pengurus.
Gibran hanya mewarisi pendukung atau simpatisan bapaknya. Juga, mewarisi nama besar Jokowi. Modal yang juga sangat besar. Buktinya, ia terpilih sebagai wali kota Solo.
Tampaknya, jalan Gibran di masa mendatang juga harus penuh perjuangan. Tapi, nama besar keluarga juga modal yang sangat besar. Sudah banyak trah politik membuktikan itu. Megawati juga contoh yang mewarisi ideologi dan nama besar bapaknya.
Soal punya partai politik atau dapat kendaraan politik hanya sebuah dinamika. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: