Varian Omicron BA.4 dan BA 5 Masuk ke Indonesia

Varian Omicron BA.4 dan BA 5 Masuk ke Indonesia

KAMPANYE penggunaan masker perlu digalakan lagi menyusul masuknya varian baru Covid-19 di Indonesia.-BOY SLAMET-Harian disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pemerintah kecolongan lagi. Baru saja diumumkan varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 masuk ke Indonesia. Sebanyak 4 orang telah terkonfirmasi positif.

Tiga di antaranya merupakan warga negara asing (WNA) positif BA.5. Mereka datang ke Bali sejak 27-28 Mei 2022. Yakni menjadi delegasi dalam pertemuan The Global Platform for Disaster Risk Reduction.

Sedangkan, satu orang lainnya merupakan warga negara Indonesia (WNI). Lelaki berusia 27 tahun itu terpapar BA 4. Varian baru itu disebut-sebut sebagai penyebab naiknya jumlah kasus sejak 6 Juni 2022 lalu.

Keempat orang itu sudah mendapat vaksinasi lengkap. Bahkan satu di antara dua WNA sudah vaksin sebanyak 4 kali. Hanya satu WNI saja yang baru menerima suntikan dosis dua. Data itu dibeberkan oleh Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan dalam konferensi pers virtual, 10 Juni 2022.

BACA JUGA:Tiga Kasus Son of Omicron Terdeteksi di Jatim

Yang sudah vaksin 4 kali itu justru bergejala ringan. Seperti sakit tenggorokan dan badan pegal. Sementara tiga lainnya tanpa gejala. “Jika dilihat, kondisi klinisnya seperti itu,” kata Jubir Kemenkes Mohammad Syahril.

Kenaikan kasus memang terjadi pasca Lebaran. Itu akibat adanya varian virus baru. Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia. Melainkan juga di negara lain seperti Afrika Selatan, Portugal, dan Chile.

Hingga kini, dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens varian BA.4 dari 58 negara di seluruh dunia. Begitu juga BA.5, sudah dilakukan sekuensing pada 8.687 dari 63 negara. 

Berdasarkan laporan GISAID, transmisi dua varian itu punya kemungkinan lebih cepat menyebar ketimbang Omicron varian BA1 BA2. Namun. tingkat keparahannya tidak lebih tinggi.

Artinya, adanya varian baru itu tidak menghambat transisi menuju endemi. Masih sangat memungkinkan varian baru muncul setiap saat. Sebagaimana yang disampaikan oleh Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo. “Varian apapun tak jadi masalah asal tingkat keganasannya tak lebih parah dari varian-varian sebelumnya,” terangnya. (Mohamad Nur Khotib)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: