Satria Tama Tampil Ciamik, Persaingan Kiper Persebaya Makin Ketat

Satria Tama Tampil Ciamik, Persaingan Kiper Persebaya Makin Ketat

Satria Tama yang kini mulai tampil lagi setelah setahun lebih menepi karena cedera.--

SURABAYA, DISWAY - PERSAINGAN di posisi utama penjaga gawang Persebaya bakal makin kompetitif. Satria Tama adalah pemicunya. 

Kiper senior itu menunjukkan penampilan ciamik saat melawan Bali United di Piala Presiden. Kendati kalah 0-1, penampilan Satria Tama menuai apresiasi. 

Pasalnya, pertandingan tersebut menandai kembalinya Satria Tama ke lapangan. Setelah setahun menepi akibat cedera lutut.

Cedera tersebut didapat saat Persebaya menjalani uji coba lawan Persela Lamongan dua pekan sebelum kompetisi. Praktis, setelah itu Satria Tama tak pernah turun di pertandingan resmi. 

”Itu bukan soal mudah bagi seorang penjaga gawang. Bagaimana mengembalikan feeling ball secara cepat setelah setahun gak main. Belum lagi soal mental. Kepercayaan diri. Itu yang cukup sulit,” kata Benny van Breukelen, pelatih kiper Persebaya.

Sedari awal, kepercayaan diri itulah yang memang menjadi perhatian. Secara skill dan fisik, kata Benny, progres yang ditunjukkan Satria Tama cukup bagus.

Hanya, untuk diturunkan di pertandingan resmi, ia belum sepenuhnya yakin. ”Kiper ini kan kaitan langsung sama mental. Kalau tidak pas, bisa fatal akibatnya,” tandasnya.

Keputusan menurunkan Satria Tama akhirnya tiba saat laga pemungkas lawan Bali United. Benny kembali menanyakan kesiapan Satria Tama.

Kiper yang akrab disapa Tama itu langsung menyatakan siap. Tim pelatih pun memutuskan untuk menurunkan Tama sejak menit awal.

Kebetulan, penampilan Andhika di dua laga sebelumnya –lawan Bhayangkara dan Persib– jadi sorotan.

Persebaya saat ini memiliki lima penjaga gawang. Selain Andhika dan Satria Tama, ada kiper timnas Ernando Ari Sutaryadi.

Juga, ada kiper muda I Gede Dida yang musim lalu masih berstatus magang.  Selain mereka, menjelang ke Bandung, Persebaya merekrut kiper muda Aditya.

”Sekarang banyak pilihan. Dan makin kompetitif,” terang Benny. 

Setiap kiper, kata Benny, punya plus dan minus. Tapi, itu bagus sehingga tim pelatih bisa melakukan penyesuaian siapa yang akan diturunkan di tiap pertandingan.

”Kalau dari sisi kill dan kemampuan, semua bagus. Tetapi, masing-masing miliki keunggulan lain. Ernando, misalnya. Mentalnya kuat. Ia jago kalau ada adu penalti. Begitu juga yang lain,” ujar mantan kiper klub legendaris Indonesia, Niac Mitra, itu. 

Selama ini Persebaya tak mengenal penjaga gawang utama, kedua, atau ketiga. Semua punya kesempatan tampil sebagai starter yang sama. ”Tinggal kami lihat kesiapan di latihan terakhir. Baru setelah itu kami putuskan siapa yang main,” pungkas Benny. (*)

Sumber: