Kalahkan Tumor, Operasi di Belanda, Lalu Kembali ke Surabaya
MERPATI PUTIH hinggap di atas kepala Bud Wichers saat berada di pusat Kota Kiev.--
Kata dokter, tumor yang ditemukan masih berukuran kecil. Harus segera diangkat mumpung belum menjalar. “Kamis (besok) aku akan menjalani tes. Jumat dioperasi,” jelas putra kandung Rusdi dan Mustiah itu.
Dipastikan Budi tidak bisa pulang Juli ini. Ia harus menjalani serangkaian tes setelah operasi. Ia juga harus istirahat untuk mempercepat pemulihan.
“Kemungkinan aku akan pulang ke Surabaya pada 13 atau 14 Agustus,” lanjut pria yang tinggal di Eastwood CitraLand Surabaya dalam dua tahun terakhir itu.
Meski sempat kecewa, Budi mulai menerima keadaan. Yang terpenting saat ini adalah pulih. Sisi baiknya, ia bisa berkumpul lebih lama dengan ayah dan ibu angkatnya di Belanda: Han dan Gerrie Wichers.
Harus diakui mereka membesarkan Budi menjadi lelaki tangguh. Tak banyak yang memilih jalan hidup sepertinya. Berani mati demi sebuah berita yang sering kali hasilnya tidak seberapa.
Budi adalah jurnalis lepas yang meliput perang dengan biaya sendiri dan dukungan donasi dari teman-temannya. Ongkos perjalanan, logistik, asuransi, penginapan, hingga bahan bakar ditanggung sendiri.
KRISIS MAKANAN membuat warga Kota Kharkiv mengantre minuman dan kentang.-Bud Wichers/Harian Disway-
Terkadang fotonya hanya laku USD 10 atau setara Rp 140 ribu. Padahal taruhannya dadalah nyawa. Namun semangat dan dorongan untuk terus meliput wilayah konflik mengalahkan semua itu.
Budi yang mendapat kesempatan hidup berkecukupan di Eropa ingin mengabdikan hidupnya untuk menceritakan kisah dari mereka yang tertindas.
Sampai jumpa di Surabaya, Mr Coca-Cola—julukan Budi di medan pertempuran. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: