Asyiknya Nonton Extraordinary Attorney Woo, Bicara Soal Autisme dengan Ringan dan Enjoyable

Asyiknya Nonton Extraordinary Attorney Woo, Bicara Soal Autisme dengan Ringan dan Enjoyable

PARK EUN-BIN sebagai pengacara autis Woo Young-woo menghadapi berbagai kasus unik dalam Extraordinary Attorney Woo.-ENA via IMDb-

Tanpa promosi besar-besaran, tanpa plot ekstrem, Extraordinary Attorney Woo merebut hati para penggemar drama. Genrenya hukum dan pengadilan. Tokoh utamanya adalah penderita spektrum autisme. Tapi, drama ini jauh dari kesan berat, apalagi tragis. Sebaliknya, ia sangat ringan, hangat, dan membawa efek healing.  
---

APA yang terlintas dalam benak Anda ketika mendengar drama legal? Pasti bakal dipenuhi adegan ruang sidang yang intens. Dengan istilah-istilah hukum nan rumit. Dan plot yang berat dan mengajak penonton turut berpikir keras. Pengacaranya, atau hakimnya, atau jaksanya boleh keren. Tapi tetap saja menguras pikiran.

Itu semua tidak tampak dalam Extraordinary Attorney Woo. Drama legal yang dibintangi Park Eun-bin dan Kang Tae-oh. Drama ini unik sekali. Ia menyatukan dua topik berat sekaligus: hukum dan gangguan perkembangan. Tepatnya spektrum autisme. Ya, Woo Young-woo, tokoh utama kita yang diperankan Park Eun-bin, adalah seorang autis.

autisme adalah gangguan pada sistem saraf yang mempengaruhi perilaku sehari-hari. Ciri-cirinya, antara lain, mengalami masalah sosialisasi, sulit berkomunikasi, serta—dalam beberapa kasus tertentu—memiliki kontrol emosi yang buruk. Anak autis biasanya memiliki minat atau obsesi terhadap sesuatu. Yang berbeda dengan orang lain.

Semua ciri itu ada pada Woo Young-woo. Anak piatu yang sejak kecil diasuh ayahnya seorang. Dia tidak mau berbicara sampai usia lima tahun. Namun, dia sangat menyukai hukum dan paus. Pada usia lima tahun, dia sudah hafal Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan Perdata milik sang ayah.

Kata-kata pertama yang dia ucapkan—setelah lima tahun dikira tuna wicara—adalah pasal tentang penganiayaan. Itu dia lontarkan ketika sang ayah dipukuli oleh bapak kos mereka yang temperamental. Ketika sang ayah menemukan minat Young-woo, dia langsung mengarahkan putrinya ke sekolah hukum.

Benar saja. Dengan otak jenius (IQ-nya mencapai 162), Young-woo, lulus dari Fakultas Hukum Universitas Nasional Seoul dengan nilai tertinggi. Dia juga berhasil menjadi penderita spektrum autisme pertama yang menyandang gelar pengacara. Dia diterima bekerja di Firma Hukum Hanbada.   


DENGAN segala keterbatasan, Young-woo membuktikan dirinya lihai beracara di ruang sidang. -ENA via IMDb-

Kasus-Kasus Unik

Saya tidak tahu harus mulai memuji drama ini dari mana. Apakah dari naskahnya yang ditulis dengan sangat bagus, atau dari plotnya yang mengalir, atau akting Park Eun-bin yang level dewa. Saya bisa bilang, nominasi Aktris Terbaik dalam Baeksang Arts Awards 2023 sudah di tangan.

Tapi baiklah kita mulai dari naskahnya yang cantik dulu. Extraordinary Attorney Woo tidak muluk-muluk dalam menggambarkan perjuangan Woo Young-woo, sebagai anak autis, terjun ke masyarakat. Dia mewakili dua kelompok minoritas sekaligus. Perempuan, dan kerap dianggap sebagai penyandang cacat. Sekalipun otaknya brilian.

Tentu, tantangannya banyak. Pertama, dia harus membuktikan kemampuannya di depan atasan dan rekan-rekan sejawat. Awalnya, pengacara senior Jung Myung-seok (kali ini Kang Ki-young mendapatkan peran yang elegan) tidak mau menerima dia di timnya. Ia baru percaya Young-woo mampu beracara setelah memenangkan kasus perdana.

Ketika rekan-rekan sekantor sudah menerima Young-woo sebagai bagian dari mereka, masalah tidak selesai. Setelah itu pun, Young-woo tak henti diperlakukan secara diskriminatif oleh banyak orang. Mulai dari jaksa, terdakwa, hingga kliennya sendiri. Dia dianggap tidak mampu. Hanya karena cara berjalannya aneh. Dan cara berbicaranya berbeda.  


OO YOUNG-WOO mewawancarai klien yang juga penderita spektrum autisme pada episode 3.-ENA via IMDb-

Penonton tidak akan menemukan cerita Young-woo beracara melawan korporasi besar. Atau pembunuhan berencana penuh teori konspirasi. Penulis Moon Ji-won mengemas Extraordinary Attorney Woo dengan realistis. Sebagai anak baru, Young-woo banyak diserahi kasus ’’receh’’.

Saking remehnya, pengacara lain tidak bisa menyelesaikannya. Pada episode kedua, misalnya, ada kasus pengantin yang gaunnya melorot ketika resepsi. Ayah si pengantin perempuan merasa sangat dipermalukan. Dan menggugat hotel tempat diadakannya pesta. Dan meminta ganti rugi moril sebesar 1 miliar won. Atau setara dengan Rp 11,5 miliar. Kok bisa?

Pada kasus berikutnya, Young-woo menghadapi kasus pembunuhan yang tak biasa. Yakni pembunuhan yang dilakukan seorang adik terhadap kakaknya. Kebetulan, si adik menderita spektrum autisme. Ia tidak mau ngomong apa-apa kepada siapa pun.

Tidak ada yang ajaib di sini. Tidak ada cerita David yang menang melawan Goliath. Semua berjalan dengan wajar. Proses sidang sangat mengalir. Tidak bertele-tele. Ada kalanya Young-woo di ambang kekalahan. Namun, dia bisa membalikkan situasi. Bukan dengan kebetulan atau plot armor buatan penulis. Tapi memang semua sudah disiapkan dengan sangat rapi.

Flawless
 
Terlepas dari segi cerita dan alur, Extraordinary Attorney Woo memang flawless. Termasuk dari sisi musik, desain produksi, makeup, hingga wardrobe. Semua dibikin simpel. Nyaris tidak ada yang mencolok atau dramatis. Namun, itu justru membuat drama semakin mengalir. Mudah dinikmati. Durasi 77 menit sering kali berlalu tanpa terasa.



CHEMISTRY antara Park Eun-bin (kanan) dan Kang Tae-oh sebagai petugas bagian litigasi begitu manis dan menghangatkan hati. -ENA via IMDb-

Belum lagi kalau kita bicara soal akting dan chemistry antarpemain. Saya jatuh hati pada Kang Ki-young di drama ini. Berbeda dengan drama-drama sebelumnya yang cenderung lawak, ia berhasil membawakan peran pengacara senior dengan penuh kharisma. Ia terlihat sangat sayang kepada Young-woo. Meski juga tetap bertindak tegas kalau Young-woo mengacau.


SETELAH membawakan peran-peran konyol, kali ini Kang Ki-young tampil berwibawa sebagai pengacara senior di Firma Hukum Hanbada.-Netflix-

Hubungan Young-woo dengan Lee Jun-hoo (petugas bagian litigasi yang diperankan Kang Tae-oh) juga sangat manis. Jun-hoo jelas naksir Young-woo. Tapi tampaknya Young-woo belum bisa memproses sinyal-sinyal itu. Kesabaran Jun-hoo mendengarkan Young-woo ngoceh soal paus selama berjam-jam begitu manis dan adorable.

Teman-teman Young-woo di kantor juga sudah mulai lupa kalau Young-woo autis. Mereka tak lagi memperlakukan dia dengan iba. Sebaliknya, mereka mengajak dia bersaing secara sehat. Senang melihat mereka tak lagi menganggap Young-woo sebagai difabel.

Kita belum ngobrol soal Park Eun-bin. Bagaimana briliannya dia membawakan peran Young-woo. Itu, menurut saya, butuh satu sesi khusus. (Retna Christa)




 

Sumber: