33 Chapter Indonesia Fiat Club Pamer Mobil Mr Bean dalam Jambore dan Musyawarah Nasional

33 Chapter Indonesia Fiat Club Pamer Mobil Mr Bean dalam Jambore dan Musyawarah Nasional

Salah seorang anggota Indonesia Fiat Club berjalan melewati deretan mobil Fiat tua yang dipajang di halaman Whiz Prime Hotel Darmo Harapan Surabaya.--

Saat berjalan ke Jakarta, ia berhenti sebanyak lima kali untuk mendinginkan mesin. Sedangkan saat ke Bali, ia berhenti sekali. ”As roda pernah patah juga. Terlalu kencang mungkin,” kenangnya, disambung tawa. 

Mobil tersebut berkapasitas 600 cc, dengan tangki bensin berkapasitas 13 liter. Tapi cukup irit. Untuk membeli bahan bakar hingga full tank, menghabiskan biaya 150 ribu rupiah. 

Salah satu mobil Fiat yang berusia tua adalah milik Adi Pambudi. Yakni Fiat Tipe C Topolino, keluaran 1952. Berwarna hitam dengan atap terbuka. Namun ia menyertakan kain terpal sebagai penutupnya, dan dapat digulung ke belakang. ”Saya sudah enam tahun punya Fiat. Awalnya dapat dalam kondisi tak bisa jalan. Mungkin sekitar 40 persen,” ungkapnya. 

Mobil itu direstorasi sendiri olehnya, menghabiskan tiga tahun dan dana 150 juta. ”Karena kondisinya tak layak. Belum lagi spare part langka. Harus mengandalkan relasi,” tambah pria 52 tahun itu.

Untuk mendapatkan spare part dan pengetahuan tentang Fiat, Pambudi bergabung dengan Surabaya Fiat Club. Melalui mereka, Pambudi dapat saling bertukar informasi. ”Beberapa part ada modifikasi dari part mobil lain. Seperti kipas pendingin. Selebihnya masih original,” ungkapnya. 

Ia membuka kap, dan menunjukkan salah satu bagian yang menggunakan spare part tambahan yang bukan orisinal. Salah satunya adalah kipas pendingin bermerek Denso buatan Jepang.

”Kalau spion, seharusnya bentuknya tak seperti ini. Tapi seperti semaphur. Cari yang seperti itu susah. Jadi saya modifikasi dengan spion bentuk ini,” ungkap pria asli Surabaya itu. 

Saat pertama kali mendapat Fiat Tipe C Topolino, kondisinya lumayan parah. Pinggiran velg hancur, berbagai sistem gerak mobil juga sudah tidak layak. Namun berkat perkenalannya dengan Indonesia Fiat Club, ia berhasil memperoleh spare part orisinal. ”Bagian tersulit adalah mencari data tentang spesifikasi Fiat. Saya restorasi sendiri, sampai menghabiskan biaya 150 juta,” ujarnya. 

Namun pada masa kini, sebenarnya memodifikasi Fiat adalah hal yang mudah. Bahkan bisa dimodifikasi dengan sistem mesin injection. ”Bisa. Seperti long tie rod, karburator, menggunakan spare part mobil lain dengan penyesuaian. Lalu tambah accu elektrik, beres. Asal ada dananya,” ungkap ayah satu anak itu.

Mobil lain yang unik adalah Fiat 125. Tipe tersebut merupakan rare item. Hanya diproduksi dengan jumlah sedikit. Posisi kemudi berada di sebelah kiri. Seperti mobil-mobil Eropa. ”Punya anggota Jakarta Fiat Club. Baru saja datang dan sekarang sedang beristirahat. Maklum, perjalanan jauh dari Jakarta ke Surabaya,” ungkap Irawan. 

Jambore dan Musyawarah Nasional komunitas Indonesia Fiat Club dihadiri oleh para anggota dari 33 chapter, dari berbagai daerah di Indonesia. Secara keseluruhan terdapat sekitar 150 unit Fiat yang dipajang.

Agenda jambore di Surabaya, salah satunya dilakukan untuk memilih presiden Fiat yang baru. Sekaligus laporan pertanggungjawaban. ”Puncaknya pada 30 Juli malam pukul 10, kami berkeliling Surabaya. Rutenya dari Raya Darmo, memutar sampai Bambu Runcing. Karena tempat nongkrongnya Surabaya Fiat Club di sekitar situ,” pungkas Irawan. (Guruh Dimas Nugraha).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: