Perempuan Penulis Padma Rayakan Kemerdekaan dengan Sastra

Perempuan Penulis Padma Rayakan Kemerdekaan dengan Sastra

Penampilan Robets dan Ipul, meramaikan gelaran Malam Sastra Perlima-Guruh Dimas Nugraha-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Anggota komunitas Perempuan Penulis Padma ( PERLIMA) Cabang Sidoarjo, Jawa Timur, menggelar pesta puisi dan diskusi buku, di Rumah Budaya Malik Ibrahim, Sidoarjo.

Tak hanya untuk anggota PERLIMA saja. Kegiatan tersebut diikuti berbagai komunitas, berbagai seniman dan budayawan serta komunitas-komunitas seni-budaya menghadiri Malam Sastra PERLIMA. Acara tersebut diadakan pada 13 Agustus 2022. 

"Sebagai ajang silaturahmi antar komunitas dengan mengambil spirit perayaan kemerdekaan Republik Indonesia," ungkap Wina Bojonegoro, founder PERLIMA. 

Malam Sastra PERLIMA dimulai sejak pukul 3 sore. Diramaikan oleh parade busana, pertunjukan ludruk serta diskusi buku "Rumah Berdinding Kisah". Menghadirkan budayawan Ribut Wijoto, Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda), Sunlie Thomas Alexander, sastrawan pemenang Anugerah Cerpen Kompas, serta Henry Nurcahyo sebagai aktivis Budaya Panji.

Acara tersebut diramaikan pula dengan pembacaan puisi oleh Aixa Paramitha, serta duet penyair ternama, Afrizal Malna dengan Heti Palestina Yunani, redaktur Harian Disway. 

Penampilan mengocok perut dibawakan oleh Robets Bayoned dan Ipul Bayoned. Kedua seniman muda tersebut tergabung dalam ludruk Baladda Indonesia. 

Robets membuka pementasan tersebut dengan kidung jula-juli. Mengisahkan bahwa ia jatuh cinta dengan seorang perempuan, lalu mengaku keturunan londo atau bule. 

"Aku ngenalno nek aku anakke londo. Nggantengku gak sepiro, tapi arekke ngomong jare aku koyo ulo suwo," ujarnya dalam kidung jula-juli tersebut. Ia menyebut bahwa dirinya mengaku anak londo, wajahnya memang tak seberapa tampan. Namun si perempuan bilang, bahwa mukanya lebih mirip ular sawah. 

Sesuai tema acara, Robets dan Ipul mencoba membahas sastra. Robets menyebut bahwa para perempuan sangat menyukai sastra dan sastrawan. Lalu Ipul nyeletuk, "Tapi nek gak nduwe duik yo dipegat, cuk". Ia berujar bahwa meski suka sastra, tapi jika laki-laki tak punya uang, bakal ditinggal oleh perempuan. 

Setelah penampilan Robets dan Ipul, bergiliran para seniman dan sastrawan tampil membaca puisi, serta turut hadir dalam diskusi buku. "Rumah Berdinding Kisah merupakan buku kedua PERLIMA yang diluncurkan pada bulan Juli 2022 di Surabaya," kata Dian KD, ketua panitia acara tersebut. 

Anggota PERLIMA terdiri dari ibu rumah tangga, para profesional dan LSM. Keberagaman latar belakang itulah yang membuat cerita dalam itu beragam pula. 

Ribut Wijoto, pembicara, menyebut bahwa buku "Rumah Berdinding Kisah" tampak seperti menghadang arus zaman. "Buku ini mengajak perempuan untuk menulis dirinya sendiri. Tapi tak sekadar mengajak, namun sekaligus memberi tutorial, memberi ilmu tentang menulis," terang alumnus Sastra Indonesia, Unair itu. 

Lebih lanjut, ia menilai bahwa buku tersebut perlu dibaca melalui kompleksitas kehidupan di sekitar. "Kisah-kisah dalam buku ini merupakan perspektif atas beragam persoalan. Perspektif perempuan. Ketika kehidupan dibaca oleh perempuan. Ketika perempuan menulis dirinya sendiri," ungkapnya.

Wina menyebut bahwa acara itu digelar sebagai sarana mengekspresikan diri bagi para perempuan. "Kata Oka Rusmini, perempuan harus dirangkul dengan gaya party-party. Nah ini gaya party-party itu," pungkasnya. (Guruh Dimas Nugraha) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: