Milad ke-105 ’Aisyiyah; Pertanda Bangkitnya Perempuan Indonesia

Milad ke-105 ’Aisyiyah; Pertanda Bangkitnya Perempuan Indonesia

Suasana resepsi Milad ke-105 ‘Aisyiyah yang dihadiri 300 peserta dan undangan yang memadati Aula KH Mas Mansyur Gedung PWM Jawa Timur.--

”Gedung ini sudah digunakan pertama kali untuk pelaksanaan kursus pramurukti yang dilakukan parallel oleh Jawa Timur dan DIY. Semoga ini akan menjadi amal usaha baru di bidang kesejahteraan sosial,” kata Siti.

Puncak acara milad yang dilakukan PWA Jatim adalah Sarasehan Politik. Menghadirkan narasumber Prof Siti Zuhro MA, seorang profesor di bidang ilmu politik. Dalam uraiannya, peneliti senior di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu mengajak seluruh perempuan ’Aisyiyah bisa menjadi aktor politik yang cerdas.

”Demi menjaga iklim demokrasi yang sehat di Indonesia. Demokrasi kita adalah membangun peradaban oleh karena itu perempuan harus hadir dan berperan penting di depan,” ujar Siti Zuhro.

DItegaskannya bahwa sebagai perempuan harus ikut mendorong partai untuk melakukan rekrutmen calon legislatif yang berkualitas baik. ”Tentunya dengan melibatkan organisasi masyarakat perempuan semacam ’Aisyiyah,” lanjutnya.

Sebagai organisasi perempuan besar di Indonesia yang tengah memasuki abad kedua, ’Aisyiyah senantiasa bersemangat memajukan perempuan Indonesia, dengan semangat berkemajuan yang menjadi branding-nya. ”Aisyiyah harus proaktif terhadap problem masyarakat dan memberikan solusi nyata bagi bangsa dan negara Indonesia,” tambah Siti Dalilah Candrawati, Ketua PWA Jatim. 

Guna memotivasi daerah untuk selalu berinovasi dan melaksanakan program pemberdayaan di daerahnya, maka pada helatan milad ini ada apresiasi kepada PDA dengan beberapa kategori program terbaiknya.
Dalam Milad ke-105 ‘Aisyiyah, dilakukan pemberian penghargaan kepada amal usaha dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah berprestasi dalam berbagai kategori.

PDA program penurunan stunting diraih Kabupaten Blitar (jumlah terbanyak), Kabupaten Lamongan (sukses advokasi), Kabupaten Magetan (inovasi), dan Kabupaten Nganjuk (kerja sama dengan pihak ketiga).

Amal usaha sosial diraih Siti Fatimah TA (panti asuhan holistik anak terbaik), Kota Malang (baksos yang inovatif), Griya Lansia (griya lansia inovatif), Kabupatean Bangkalan, dan Kabupaten Kediri (AUA kesejahteraan sosial terbanyak).

Majelis ekonomi diraih Kabupaten Sidoarjo (program terinivatif), Kabupaten Blitar (program pemberdayaan masyarakat terbaik), Kabupaten Lamongan (program ketahanan pangan terbaik), dan Kabupaten Nganjuk (ekonomi produktif).

Tak lupa ada berbagai acara dan lomba yang dilakukan guna memeriahkan milad; Lomba Mubalighot, Cerdas Cermat, Sarasehan Politik untuk Perempuan, support dana pembinaan untuk Klinik Aisyiyah Ambulu, Jember, dan Brondong, Lamongan. Juga penyerahan bantuan untuk 276 guru TK ’Aisyiyah di Sumenep, Bondowoso, Pacitan, dan Trenggalek. Serta bazaar UMKM dampingan ’Aisyiyah yang menjadi ciri khas acara.
Milad ke-105 'Aisyiyah yang selalu diramaikan bazaar oleh anggota 'Aisyiyah. 

Ada beberapa statement yang dinyatakan oleh pihak-pihak yang hadir dalam Milad ke-105 ’Aisyiyah tentang puncak acara.

Seperti yang disampaikan BKOW Jawa Timur mengapresiasi bahwa resepsi milad tahun ini menunjukkan kemajuan besar ’Aisyiyah karena mampu memberikan dana pembinaan kepada amal usaha, meluncurkan gedung atas pembangunan sendiri, dan perilisan buku sebagai hasil kreativitas sekolah.

Sementara Ketua PWA Jatim periode 2005-2015 dr Esty Martiana Rachmi menegaskan lagi tentang tema. ”Milad kali ini penuh dengan semangat juang tinggi dalam berkarya dan memberi inspirasi untuk mewujudkan peradaban utama oleh para perempuan,” tandasnya. 

Ya, semoga inilah pertanda bangkitnya perempuan Indonesia. (Oleh: Siti Asfiyah MKP, Anggota Lembaga Penelitian dan Pengembangan ’Aisyiyah (LPPA), Pengurus Wilayah ’Aisyiyah (PWA) Jawa Timur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: