Bukan Benda Keramat
HARAPAN Salah satu keris koleksi dapur Carubuk dengan pamor Toya Mambeg tangguh Jenggala. Seperti air yang menggenang, pamor Toya Mambeg menggambarkan sebuah harapan dan keinginan manusia untuk kelancaran dalam rezeki yang telah didapat dan tidak mudah me-Miftakhul Rozaq-
Kolektor keris Mochamad Manshur Hidayat melakukan kegiatannya sejak 2001. Di kediamannya, lantai 2, terdapat beberapa puluhan keris yang dipajang di sebuah wadah khusus yang disebut Blawong Jagrak.
Sebagian besar adalah keris peninggalan. Salah satunya adalah keris di era Kesultanan Ngayogyakarta. Keris yang memiliki pamor bernama ngulit semongko itu telah berumur tiga ratusan tahun.
Terdapat pula keris di era kerajaan Kediri yang telah berusia 800-an tahun. Beberapa kersi lainnya berpamor cukup agung seperti Rogo Rangsang, Sekar Mayang, dan Satrio Pinayungan.
Untuk memperluas aktivitasnya, Manshur Hidayat bergabung dalam komunitas Senapati Nusantara dan Paguyuban Pelestari Tusan Aji dan Pusaka Surabaya. Di komunitas tersebut, ia banyak bertemu dengan sesama kolektor seni, termasuk keris.
Sebagai kolektor keris, Manshur punya keprihatinan. ”Saya miris melihat orang-orang yang mengartikan keris sebagai benda keramat. Pada dasarnya keris itu merupakan benda yang memiliki filosofi tinggi dan memiliki arti yang bermakna,” ucap pria berambut putih itu.
BERHARGA Keris-keris koleksi Mochamad Manshur Hidayat yang ditata rapi dan tampak berjajar di sebuah tempat khusus yang biasa disebut blawong jagrak. Keris-keris yang sudah dikumpulkan Manshur sejak 2001.-Miftakhul Rozaq-
BERMAKNA Ri Cangkring, titik yang timbul untuk memudahkan mengeluarkan keris dari tempatnya.-Miftakhul Rozaq-
AGUNG Sengkelat pamor Pedharingan Kebak Guling Mataram tangguh Mataram Sultan Agung. Salah satu keris andalan Mochamad Manshur Hidayat.-Miftakhul Rozaq-
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: