Bertandang ke Ceramic Queen, Studio Keramik Jenny Lee

Bertandang ke Ceramic Queen, Studio Keramik Jenny Lee

Sebagian karya Jenny Lee yang berada di ruang utama Ceramic Queen. Di antaranya menampilkan sosok perempuan dalam beberapa pose.--

Untuk membuka tungku tersebut, Jenny masih harus meminta bantuan suaminya. ”Sebab kami enggak setiap hari di sini. Sering saat kosong, tungku jadi rumah kadal. Saya enggak mau lagi saat pembakaran, ada kadal mati karena ikut terbakar. Jadi saya minta suami mengeceknya dulu. Kali-kali ada mahluk hidup atau tidak di dalam tungku,” paparnya.

Sistem pembakaran dalam tungku tersebut memanfaatkan gas elpiji. Tahap pertama, bentuk dasar keramik dibakar dalam suhu 900 derajat Celcius dalam waktu lima jam. Proses tersebut menghasilkan pola permukaan yang kuat dan rapi. Kemudian tahap selanjutnya adalah proses glasir atau pewarnaan. Bahan pewarnanya berasal dari bahan-bahan yang terdapat di laci belakang.

Toples-toples berisi bubuk warna beraneka ragam, terdapat keterangan tulisan pada bagian tengah. Seperti Iron Oxide, Manganese Dioxide Mn 02, Ball Clay, dan sebagainya. ”Itu keterangan bahan pewarnanya,” ujarnya. 

Satu toples bertuliskan Ball Clay, di dalamnya terdapat gumpalan-gumpalan padat berwarna putih kusam. Seperti batu karang. Kalau yang masih membatu harus ditumbuk dulu sampai jadi bubuk. Atau kalau tidak ingin ribet, beli saja pewarna bubuk. Banyak kok,” ungkapnya.

Jika produk jadi, maka warna yang didapatkan adalah warna apa adanya. Proses kreatif Jenny sering membutuhkan campuran warna lain yang berbeda dari warna produk pewarna tersebut. Maka dia harus mengolah bahan tersebut hingga mencapai warna yang diinginkan. ”Ada resepnya. Campuran bahan-bahan khusus,” ujarnya. Bahannya? ”Rahasia perusahaan dong. Ada deh,” tambahnya.
Jenny Lee mempraktikkan pembuatan keramik yang dia mulai dengan sekepal tanah liat di tangannya. -ALFIYANTO INDRA J/Harian Disway-

Setelah diwarnai, bahan dasar tersebut dilapisi cairan dari bahan feldspar dan silica, untuk memberi kesan kaca seperti keramik. Lantas proses selanjutnya adalah pembakaran tahap dua. ”Untuk pembakaran tahap dua memakan waktu sembilan jam. Dengan suhu 1200 derajat Celcius,” tutur dosen Desain Interior Universitas Ciputra itu.

Proses tersebut adalah tahap akhir dari pembuatan karya berbahan keramik. ”Hasil jadi ya karya-karya saya ini,” ujarnya.

Jenny menunjukkan beberapa karya yang ada di atas meja panjang. Karena reputasinya di bidang seni keramik, Jenny dan studio Ceramic Queen kerap jadi jujugan beberapa akademisi, seniman maupun para mahasiswa seni rupa dan desain.

”Mereka kemari rata-rata ingin melihat proses kreatif pembuatan seni keramik. Kalau mahasiswa, rutin tiap tahun Jurusan Seni Rupa UNESA magang di sini,” ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: