Setengah Mati Tanam Mangrove di Wonorejo Surabaya, Malah Digunduli

Setengah Mati Tanam Mangrove di Wonorejo Surabaya, Malah Digunduli

Mangrove Wonorejo yang ditanami selama lebih dari 10 tahun surah diratakan dengan tanah.-Dok Komunitas Nol Sampah-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pengerukan sungai yang dilakukan  Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Pematusan (DSDABMP) Surabaya menuai protes dari Komunitas Nol Sampah. Sebab, hasil pengerukan sungai ditimbun di tepi sungai yang sudah ditumbuhi mangrove.

"Tahun 2012 juga melakukan hal seperti ini. Lalu kami tanam. Sekarang juga lakukan lagi. Mestinya ada cara ngeruk sungai dan babat pohon yang benar. Mangrove butuh bertahun-tahun untuk bisa tumbuh," ungkap Hermawan Some atau yang akrab disapa Wawan, pendiri Komunitas Nol Sampah.

Sebelumnya, mangrove yang tumbuh di daerah tersebut ditanam oleh Komunitas Nol Sampah bersama dengan Komunitas Bonek. Bahkan, ada pula yang ditanam oleh Dinas Pertanian Kota Surabaya dengan memanfaatkan dana APBD.


Mangrove Wonorejo masuk kawasan lindung Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya).-Komunitas Nol Sampah -

Wawan mengadukan persoalan itu ke Wakil Wali Kota Surabaya Armuji. Rencananya, siang nanti pukul 14.00 Armuji bakal menggelar sidak ke Wonorejo. “Nanti kita lihat bareng-bareng,” kata Armuji ditemui di rumah dinasnya, Senin, 5 September 2022.

Selain merasa kecewa, komunitas Nol Sampah juga sangat sedih atas peristiwa tersebut. Sebab, proses penanaman mangrove sangat sulit. Bibit yang ditanam tak semuanya bisa tumbuh. 

Hanya beberapa bibit yang bisa bertahan. Nah, masalahnya mangrove yang dibabat alat berat tersebut sudah berusia 10 tahun lebih. Seharusnya pohon-pohon itu bisa bertahan hidup hingga ratusan tahun. “Wah itu nunggunya setengah mati. Lama banget. Begitu tahu semuanya ditebang sampai satu kilometer, miris sekali rasanya. Sedih banget,” kata Wawan.

Peristiwa itu diketahui saat Nol Sampah sidak ke lokasi untuk penanaman 2 ribu mangrove. Mereka melintasi sungai dengan perahu. Betapa kagetnya mereka ketika melihat pohon yang mereka tanah sejak bibit sudah sirna. 

“Lho, pak kok sampean tebang,“ ujar Community Organizer Nol Sampah Surabaya, Hani Ismail menirukan omongannya saat memergoki petugas PU membabat mangrove. Petugas itu cuma melongo karena ia cuma disuruh. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: