Jawaban Pemkot Surabaya Soal Pembabatan Mangrove Wonorejo: Mengembalikan Lebar Sungai

Jawaban Pemkot Surabaya Soal Pembabatan Mangrove Wonorejo: Mengembalikan Lebar Sungai

Proses normalisasi sungai di Wonorejo.-Humas Pemkot Surabaya-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Komunitas Nol Sampah melayangkan protes ke Pemkot Surabaya karena hutan mangrove yang mereka tanami 10 tahun lalu rata dengan tanah. Mereka mengadu ke Wakil Wali Kota Surabaya Armuji, Senin, 5 September 2022.

Pemkot Surabaya dengan cepat mengklarifikasi kabar tersebut melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM). Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka normalisasi saluran air atau pelebaran sungai. Upaya itu juga dibarengi dengan pengerukan lumpur di sepanjang sungai di kawasan Mangrove Wonorejo

Pengerjaan tersebut rutin dilakukan sejak Mei 2022 dan berakhir mendekati musim penghujan.

Kepala Bidang Drainase DSDABM Kota Surabaya, Eko Juli Prasetya mengatakan bahwa normalisasi saluran air dengan melakukan pengerukan lumpur sungai tersebut dilakukan untuk mengembalikan lebar sungai seperti keadaan awal.

“Pengerukan memang untuk saluran sungai. Artinya, mengembalikan lebar sungai seperti semula. Dulu lebarnya 30 meter, di lapangan sekarang tinggal 20 meter dan yang 10 meter itu ditanami mangrove,” kata Eko, Senin, 5 September 2022.

“Semakin lebar sungai tersebut, maka jalur inspeksi juga akan semakin lebar. Nah itu adalah jalur inspeksi yang ditanami tanaman mangrove. Ketika kita melakukan normalisasi, maka tumbuhan tersebut tertimbun hasil pengerukan,” lanjut Eko.

Eko mengatakan, kawasan yang dinormalisasi merupakan area yang mengalami pendangkalan. Maka, pihaknya berupaya bertemu dan berdiskusi bersama para penggiat lingkungan, untuk menentukan jarak antara jalur inspeksi sungai dan lokasi penanaman mangrove.


Alat berat mengeruk sedimentasi sungai di kawasan Wonorejo.-Humas Pemkot Surabaya-

“Kedepannya kita akan duduk bersama dengan aktivis lingkungan agar tidak saling menyalahkan, karena kalau ingin menanam mangrove itu terkait fungsi saluran sungai harus disebelah mana? karena masih di dalam lingkup sungai,” terangnya.

Normalisasi dilakukan di sungai yang bermuara ke Mangrove Wonorejo dan Mangrove Kebon Agung Kota Surabaya. 

“Sedangkan dari Wonorejo juga dari Pompa Air Medokan Ayu hingga ke arah laut. Itu yang dilakukan normalisasi karena ada pendangkalan dan penyempitan. Ketika musim hujan, kita berharap outlet-nya lancar ke arah laut,” terangnya.

Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para penggiat lingkungan yang senantiasa mendukung program lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Mengenai keluhan yang tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan DSDABM.

“Hasil koordinasi dengan DSDABM, pengerukan saluran Wonorejo tersebut untuk meningkatkan dan optimalisasi fungsi saluran yang bermuara di Bozem Wonorejo,” kata Antiek. 

Ia menjelaskan, bahwa pengerukan tersebut juga berkaitan dengan penanganan kondisi banjir beberapa waktu  lalu di kawasan Medokan/Surabaya Timur. “Untuk pengerukan  memang diperlukan tempat penampungan hasil pengerukan di jalan inspeksi/ruang di sepanjang tepi sungai (spoil bank),”jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: