Europe Trip Sekeluarga ke Empat Negara (4); Menunggu Dentang Jam Astronomi

Europe Trip Sekeluarga ke Empat Negara (4); Menunggu Dentang Jam Astronomi

Kami di depan Astronomical Clock.Di dunia, hanya ada tiga buah. Tapi yang ini satu-satunya yang masih beroperasi sejak sejak 1410. Jam legendaris yang menjadi saksi sejarah Kota Praha. --

CEKO, HARIAN DISWAY - Perjalanan kami dari Jerman berlanjut ke Praha, Ibu Kota Republik Ceko. Masyarakat internasional menyebut kota ini Prague. Negara jirannya, Jerman, menamainya dengan Prag. Kota ini kami tuju setelah jalan-jalan ke Dresden. Kota yang setiap sudutnya artistik.

Ternyata bukan hanya manusia yang fotogenik, Praha pun. Satu kata yang bisa menggambarkannya; majestic. Megah. Literally, di setiap sudut kota tampak dipenuhi bangunan berukir yang berdiri di atas jalanan berbukit.

Pemandangan indah ini sudah terlihat sejak kami sampai di kota ini pada malam hari. Tepatnya pada Jumat, 15 Juli 2022. Setelah naik bus selama dua jam dari Dresden. Kami berencana hanya beristirahat di penginapan. Besoknya, baru traveling.

Usai rebahan semalaman, pagi harinya kami menuju hostel kedua. Akomodasi pertama kami memilih yang murah karena cuma untuk tidur. Yang kedua lebih nyaman. 

Dengan bus, kami menuju hostel kedua. Transporatsi publik di Praha itu tampak menua. Terutama tram yang sering melintas. Itulah uniknya. Public transportation bersejarah. Di antara tranportasi anyar seperti bus-bus yang gres. 
Transportasi publik yang melintasi Kota Praha. Sebagian tampak menua karena bersejarah.

”Di mana ya hostelnya?,” tanya saya ke suami setelah menanjak dan menuruni jalanan. Itu karena Praha konturnya naik dan turun, seperti yang saya sampaikan di awal. Dan akhirnya kelihatan juga akomodasi kami.

Kami masuk pintu dan langsung tersambung dengan tangga menurun. Kaya masuk basement. Cukup riuh di dalam. Ternyata resepsionisnya bersebelahan dengan bar yang dikelola hostel. Orang-orang sedang ngobrol sambil menikmati bir. Katanya, Ceko adalah negara peminum bir nomor satu di dunia.

Di hostel kami hanya menaruh barang. Sebab memang belum waktunya check in. Setiap tempat penginapan biasa memiliki fasilitas bag droff off. ”Taruh semuanya, bawa tas satu,” ujar saya ke suami.

Tas berisi air, makanan secukupnya, dan kamera. Lumayan kan tas yang ringan akan memudahkan perjalanan.

Sekarang waktunya kita menuju Praha. Tujuan pertama, Astronomical Clock. Sebelum sampai, kami mampir dulu di Palladium. Sebuah shopping mall ternama di kota tua. Soalnya anak-anak mampir pipis dulu di toilet gratis.
Saya dan anak-anak berjalan di Praha yang dipenuhi bangunan berukir indah yang berdiri di atas jalan berbukit.

Palladium berhiaskan kaca melengkung dengan fasad warna pink. Di dalam mal, banyak warung makanan Asia, Mongolia, hingga Western. Setelah menuntaskan keperluan, kami jalan-jalan lagi.

Tidak berapa lama berjalan dari sana, menara tinggi menyambut. Namanya Prašná brána alias Powder Tower. Menara itu berhiaskan patung raja dan dewi pelindung kota. ”Oh ini dulunya city gate,” ucap saya setelah membaca keterangan di plakat depan menara.

Dari atas menara bergaya gotik ini kita dapat melihat kota tua dari atas. Pantas Praha dijuluki Kota Seratus Menara. Sebab banyak sekali bangunan tinggi menjulang. 
Powder Tower yang tak jauh dari Paladium. Menara itu berhiaskan patung raja dan dewi pelindung kota.

Dari Powder Tower, tinggal jalan sekitar 10 menit menuju Astronomical Clock. Di sepanjang jalan, ribuan turis berjubel. Mereka hilir mudik berjalan, belanja, atau bersantap di depan warung bertenda.

Sumber: