Europe Trip Sekeluarga ke Empat Negara (8) Lesehan di Kaki Buda Castle

Europe Trip Sekeluarga ke Empat Negara (8) Lesehan di Kaki Buda Castle

Kami di depan Hungarian Parliament. Monumen yang sungguh besar. Bentuknya memanjang dengan kubah-kubah dan menara runcing bergaya Neo Gothic.--

HUNGARIA, HARIAN DISWAY - Hari itu -18 Juli 2022- kami menuju ke negara yang beribu kota Budapest, Hungaria. Negara keempat empat dalam Europe Trip, setelah Jerman, Ceko, dan Austria. Seru. 

Saat perjalanan ke Wina, ada peristiwa menegangkan. Dari Hallstatt, Austria, kami harus dua kali naik kereta menuju Budapest. Siapa sangka bila kereta kami terlambat lebih dari 30 menit. Sempat kami bertanya pada staf, tapi mereka tak tahu menahu sebabnya. Akhirnya kami naik kereta lain yang searah, ke Stasiun Wina. Untuk melanjutkan perjalanan ke Budapest.

Di dalam kereta, petugas bertanya. "Mana tiketnya?” Kami bilang bahwa tadi ketinggalan kereta. Eh petugas menyampaikan bahwa ini kereta Westbahn. Sebuah perusahaan swasta. Seharusnya kami naik ÖBB, perusahaan milik negara. "Kalau naik ini bayar 80 euro. Per orang 40 euro. Anak-anak gratis," ujarnya.

Tentu kami kaget. Itu senilai dengan Rp1,2 juta. Beruntung, seorang penumpang membantu. Dia menyarankan kami turun di stasiun terdekat lantasbnaik ÖBB. Ada jadwalnya. Saran itu kami ikuti.

Ternyata, ada penumpang lain dari Yordania mengalami hal yang sama. Ternyata kereta ÖBB juga terlambat. Dengan kereta tersebut kami sampai di Wina. Eh nereta lanjutan telat lagi. Petugas mengumumkan bahwa sedang ada keterlambataan berjamaah. Dari jadwal semula kami bisa sampai jam 11 malam di Budapest, nyatanya kami baru tiba pukul 1 pagi.

Dengan taksi kami menuju akomodasi. Untung, meskipun dini hari, resepsionis masih buka. Usai menerima kunci kamar, kami langsung terlelap. Capek. Sampai-sampao esok harinya, saya mbangkong. Tapi pukul 10 pagi kami harus check out dengan cara online.

Untuk berkelana di Budapest, kami membeli tiket transportasi harian seharga 2.500 Hungarian Forint (HUF). Setara dengan Rp95 ribu. 
Di bukit ada taman indah ini yang semula kami kira bagian dari kastil. Namanya Várkert Bazaar. Dibangun di kaki Buda Castle pada abad 18.

Di sini, suara sirine kendaraan emergency sangat kencang lho. Berbeda dengan negara lain. Serasa jalanan tidak pernah sepi.

Tapi raungan sirine itu tidak membuyarkan kesan memesona ibu kota Hungaria ini. 

Kami menapaki jalan menuju Szent Istvan Bazilika atau Basilika St Stephen. Sebelum sampai, ada taman berkolam. Terlihat banyak orang berjemur. Ada yang merendamkan kaki.

Sebenarnya Budapest terkenal memiliki thermal bath atau mata air panas. Tapi kami tidak ke sana lantaran dress code-nya belum pas. Cukup berendam di kolam gratisan sudahlah seru.

Rayhan tiba-tiba berteriak. "Smoke, Mama," katanya. Ternyata bukan asap. Tapi, kabut. Jadi ada lantai berlubang yang mengeluarkan banyak butiran air. Saat lantai berkabut, warga berdiri di situ. Seperti mandi kabut. Aha! Trik jitu untuk mendinginkan orang kepanasan.
Hamzah dan Rayhan ikut mendinginkan diri dengan butiran air yang keluar dari lantai berlubang. Trik jitu sedang kepanasan.

Usai berendam, kami jalan kaki menuju St Stephen Basilica, monumen dengan kubah besar. Dengan dua menara yang mengapit. Katanya gereja yang dibangun abad 18 itu menampung 8.500 orang.

Hari itu, 19 Juli 2022, Budapest cukup terik. Kami pun mencari keteduhan. Nah tepat bila mengeksplorasi Sungai Danube. Sekalian ingin melihat Szécheny Chain Bridge, jembatan yang menyatukan Buda dan Pest. Ya, nama Budapest kan diambil dari nama wilayah Buda di bagian barat dan Pest di sisi timur.

Sumber: