Wisata Dolly, Malam Jumat di Gang Dolly (8): Mbah Kapiludin Dimintai Doa, Mbah Petruk Obati Kesurupan

Wisata Dolly, Malam Jumat di Gang Dolly (8): Mbah Kapiludin Dimintai Doa, Mbah Petruk Obati Kesurupan

Makam Mbak Kapiludin yang diziarahi warga saat digelar acara sedekah bumi.--

Satu yang masih ada hingga kini adalah makam Mbah Kapiludin. Letaknya berada di sisi belakang sebelah kiri lapangan futsal yang dirikan Pemkot. Jaraknya kira-kira 50 meter. Jika dari arah Masjid At Taubah, kira-kira sekitar 200 meter ke arah barat. 
Makam Mbah Kapiludin. Letaknya berada di sisi belakang sebelah kiri lapangan futsal. Jaraknya kira-kira 50 meter. Jika dari arah Masjid At Taubah, sekitar 200 meter ke arah barat. --

Makam tersebut jauh sebelum Dolly berdiri sudah sering diziarahi. Bahkan sebelum 1967, ketika kawasan prostitusi tersebut mulai dikenal luas.

Makam Mbah Kapiludin terletak di dalam bangunan berdinding bata. Konon ulama tersebut memiliki koneksi dengan Sunan Ampel. Artinya ajaran yang diterima diturunkan langsung oleh leluhurnya yang belajar pada sunan tersebut.

”Tapi secara garis keturunan, katanya leluhur Mbah Kapiludin adalah Mbah Karimah, yang makamnya berada di Jalan Kembang Kuning Kramat Gang 2,” ungkapnya. 

Makam Mbah Kapiludin selalu jadi jujugan warga setempat. Baik berziarah maupun meminta doa dan izin bila warga hendak mendirikan hajatan. 

Terkait orang yang dihormati, ada lagi sesepuh di kawasan Dolly. Namanya Mbah Petruk. ”Beliau yang sering memimpin selamatan di areal makam Mbah Kapiludin,” ujarnya.

Rumah Mbah Petruk berada di dekat Masjid At Taubah. Ia berperan sebagai ulama kampong dan menjadi takmir masjid. Dulu ketika Dolly masih eksis, ia jadi saksi hidup perjalanan masjid tersebut dan berbagai celaan yang diterima. 

Karena ia merupakan satu dari sedikit orang yang tetap teguh pada iman, berdakwah dan bersyiar, meski di tengah-tengah lingkungan prostitusi. 

”Mbah Petruk sangat disegani. Beliau dulu sering dimintai tolong mengobati para PSK yang kesurupan. Ketika itu banyak sekali PSK yang kesurupan, karena Dolly memang penuh mistik. Bau kemenyan dan dupa setiap sore,” ujarnya. 

Mbah Petruk bersedia mengobati mereka? ”Tentu saja. Itulah keistimewaan beliau. Kalau mau menolong orang, tak pandang siapa,” tambahnya. Sayang, ketika hendak ditemui, Mbah Petruk sedang tidak berada di kediamannya.

Kini dengan ditutupnya Dolly, warga dapat bebas menjalankan aktivitasnya. Termasuk beribadah. Juga mengingat berbagai tragedi yang pernah melingkupi lingkungan tersebut, terdapat berbagai sisi baik dari langkah pemerintah ketika menutup Dolly. 

Pertama, keputusan itu menyelamatkan banyak nyawa. Khususnya para PSK yang terperangkap jerat pengelola rumah bordil. Kedua, menjamin kebebasan warga untuk beraktivitas dan segala kebaikan lain.

Meski satu sisi keputusan itu memiliki dampak buruk. Dari berbagai keterangan, prostitusi kini tumbuh tak terkendali. Tanpa kontrol dan pengawasan. Para PSK memanfaatkan media sosial dan berafiliasi dengan berbagai hotel dan penginapan untuk menjalankan aksinya. 

Pernah terdengar kabar tak sedap pula tentang prostitusi yang katanya bersemi kembali di Dolly. Benarkah? Jarwo tersenyum. ”Tur Malam Jumat di Gang Dolly yang kami adakan, adalah untuk membantah kabar tersebut. Apa waktu tur kemarin sampeyan lihat langsung ada prostitusi di sini?,” tanyanya.

Saya menggeleng. Memang tidak ada. Semoga tidak pernah ada. Selamanya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: