YLBHI Uangkap 12 Kejanggalan Tragedi Kanjuruhan
ANGGOTA LBH Surabaya Jauhar Kurniawan menyampaikan hasil investigasi tim YLBHI terkait tragedi Kanjuruhan.-zoom-
Temuan keempat, ada pelanggaran Perkap Nomor 1 tahun 2009 tentang penggunaan kekuatan. Tahapan sebelum penembakan gas air mata dilewati begitu saja oleh aparat kepolisian.
Itu pun menyusul temuan kelima. Bahwa penembakan gas air mata tidak hanya ditujukan ke area lapangan. Tetapi juga ditujukan ke berbagai sisi tribun.
Yang keenam, yang paling memilukan. Yakni ketika penembakan gas air mata membuat suporter berdesak-desakan untuk keluar dari stadion. “Kami menemukan terkuncinya pintu yang mengakibatkan suporter tidak dapat keluar,” tandasnya.
Sehingga menimbulkan banyak jatuhnya korban. Saluran pernapasan mereka terganggu karena terkena gas air mata. Hingga akhirnya menyebabkan kematian.
Andi mengatakan, tim pencari fakta juga tidak menemukan aparat atau panitia pelaksana yang memberi pertolongan kepada korban saat kejadian.
Ketujuh, mereka yang terjebak di dalam stadion tidak mendapat pertolongan secara sederhana sekalipun. Baik dari pihak kepolisian maupun panitia pelaksana. Itu sesuai dengan kesaksian dari korban maupun keluarga korban,
Temuan yang kedelapan, penembakan gas air mata juga terjadi di luar stadion. Selain itu, temuan lain yang dipaparkan juga seputar perspektif korban. “Bahwa masih banyak yang bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi di Stadion Kanjuruhan,” ungkapnya.
Kepala Divisi Advokasi Lokataru Foundation Daywin Prayogo melanjutkan empat temuan lainnya. Di antaranya, police line sudah dicabut namun belum ada rekonstruksi kasus. “Ketika terjadi kecelakaan yang menewaskan seseorang dengan cara yang tidak wajar, biasanya polisi minta untuk diotopsi,” terangnya.
Namun, hingga kini belum ada mayat yang sudah diotopsi. Beberapa hasil tersebut ditemukan tim setelah menemui sekitar 20 korban di Kabupaten Malang. Sebab, bagaimanapun, perspektif korban tidak bisa dihilangkan.
”Tentang botol minuman yang ditemukan di stadion, padahal sebelum masuk ke stadion ada pengecekan ketat oleh keamanan,” ujar Daywin. Ia menduga ada pengaburan kesaksian agar seakan-akan tragedi itu terjadi karena kerusuhan. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: