ChengYu Pilihan Wibisono Gomuljo: Shan You Shan Bao, E You E Bao

ChengYu Pilihan Wibisono Gomuljo: Shan You Shan Bao, E You E Bao

Cheng yu Wibisono Gomuljo--

WIBISONO Gomuljo alias Go Tek Wei tak mau menyakiti orang. Ia ingin selalu berbuat baik kepada sesama. Memberikan santunan rutin kepada anak yatim dan yang tak berpunya, misalnya. Sebab, owner sekoteng dan wedang jahe instan merek Aroma dan Java itu yakin, "Kalau kita menyakiti orang, maka orang akan menyakiti kita juga." Sebaliknya kalau berbuat baik, maka orang akan berbuat baik pula kepada kita.

Persis yang dituliskan dalam Lai Sheng Zhai (来生债), naskah drama anonim era dinasti Yuan, "善有善报, 恶有恶报, 不是不报, 时辰未到" (shàn yǒu shàn bào, è yǒu è bào, bù shì bù bào, shí chén wèi dào). Yang artinya: perbuatan baik akan dibalas dengan perbuatan baik, perbuatan buruk akan dibalas dengan perbuatan buruk; bukan tidak ada balasan, tapi waktunya saja yang belum datang.

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Teguh Kinarto: Jiu Feng Zhi Ji Qian Bei Shao

Dalam ilmu fisika, kita mengenal adanya aksi yang akan berbalas dengan reaksi. Dalam ilmu logika dan bahasa, kita diperkenalkan dengan hukum kausalitas: sebab-akibat.

Sang Buddha juga mengajarkan apa yang disebut sebagai "paticcasamuppāda", yang semakna dengan ajaran "tabur-tuai" dalam Kristen dan "karmaphala" dalam Hindu.

Konkretnya, sebagaimana dijelaskan dalam Assutavā Sutta, "Dengan adanya ini, maka terjadilah itu. Dengan timbulnya ini, maka timbullah itu. Dengan tidak adanya ini, maka tidak adalah itu. Dengan terhentinya ini, maka terhentilah itu" (Imasmiṃ sati, idaṃ hoti. Imass’ uppādā, idaṃ uppajjati. Imasmiṃ asati, idaṃ na hoti. Imassa nirodhā, idhaṃ nirujjhati).

Dalam Perjanjian Baru Galatia 6:7-10 disebutkan hal senada, "... apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." Pun begitu dalam Perjanjian Lama Amsal 22:8a, "Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana."

Alquran surat Asy-Syura ayat 30 memberi peringatan serupa, "... apa saja musibah yang menimpa dirimu, ialah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri."

Dari situ terlihat bahwa, baik yang sekuler maupun yang agamis, sama-sama menekankan pentingnya sikap kehati-hatian dalam menjalani kehidupan kemasyarakatan.

Tak heran bila filsuf agung Konfusius menyarankan, "己所不欲, 勿施于人" (jǐ suǒ bù yù, wù shī yú rén): apa yang tidak engkau kehendaki lakukan pada dirimu, jangan engkau lakukan pada orang lain. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: