Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Bertemu Ibu, I Didn’t Feel Anything (46)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Bertemu Ibu, I Didn’t Feel Anything (46)

Satu frame dengan ibu kandung, Sumi dan Damikem berbagi senyuman untuk kali pertama sejak 1979-2014..-Sumi Kasiyo for Harian Disway-

Pertemuan Sumi Kasiyo dengan ibu kandungnyi, Damikem, akhirnya terjadi pada 2014. Biasanya reuni anak dan orang tua kandung yang terpisah puluhan tahun selalu disertai deraian air mata dari kedua pihak. Namun, itu tidak terjadi pada Sumi.

Dari Trenggalek, Sumi melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Lalu, transit ke Makassar dan melanjutkan perjalanan ke Gorontalo. Dia menuju ke rumah kakak-kakak dan ibunyi yang bertransmigrasi ke provinsi di utara Sulawesi itu.

Mereka tinggal di sebuah perdesaan di Kecamatan Wonosari. Jaraknya 2,5 jam dari pusat Kota Gorontalo ke arah barat. Pemandangan alamnya masih asri. Belum banyak pembangunan.


Sumi (paling kanan) dan kelurga besarnya di Gorontalo.-Sumi Kasiyo for Harian Disway-

Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, Sumi bertemu Sulastri dan Samirah, dua kakak tertua. Usia Sumi terpaut 15 dan 12 tahun dengan mereka.  Dari foto yang Sumi bagikan, mereka terlihat begitu bahagia. Mata mereka masih merah seusai menangis.

Mereka tinggal di rumah sederhana. Juga, di dekat hutan seperti di Trenggalek. Setelah bertransmigrasi, perekonomian mereka tak banyak berubah. Tetap hidup sederhana.

Akhirnya, momentum pertemuan anak dan ibu yang terpisah 35 tahun itu pun terjadi. Damikem menangis ketika melihat kembali anaknyi. 


Sumi menyium ibu kandungnyi: Damikem di Gorontalo.-Sumi Kasiyo for Harian Disway-

I saw my mother, but I didn’t feel anything (Aku melihat ibuku, tetapi aku tidak merasakan apa pun, Red),” kata Sumi saat wawancara virtual September lalu. Entah, mengapa Sumi tak banyak bereaksi.

Mungkin dia sudah tahu sejak lama tentang ibunyi. Bahkan, sejak tahun 1990-an. Dan kakaknyi, Suyatmi, juga sudah pernah menemui sang ibu pada 2005. 

Sumi tentu masih menyimpan kekecewaan saat suratnyi tidak dibalas pada 2011. Sang ibu tak mau membicarakan soal adopsi itu sama sekali. Jika ibunyi bisa menjelaskan situasi tersebut, Sumi tentu akan memaafkannyi. Hubungan ibu dan anak bisa normal lagi meski sempat terpisah sangat lama.

Ketika sang ibu menangis, Sumi memeluk dan mencoba mendiamkan ibunyi. Bagaimanapun, dia adalah perempuan yang melahirkan dan sempat membesarkannyi. Cuma, sangat disayangkan sang ibu melepas Sumi dan Suyatmi gara-gara dorongan adiknyi atau paman Sumi. Demi uang setelah sang suami meninggalkan enam orang anak. 

Sumi bertingkah biasa saja dalam pertemuan bersejarah itu. Dalam hatinyi dia berkata: Oke, engkau memang ibuku. Wajahmu pun mirip denganku. That’s it (cuma itu). Tak ada perasaan lain yang hinggap hari itu.

Sebenarnya Sumi banyak mengalah. Dia bisa saja marah atas apa yang terjadi. Juga, trauma mendalam bertahun-tahun yang dialami. 


Genganman tangan Sumi tak dibalas sang ibu.-Sumi Kasiyo for Harian Disway-

I was holding her and her hand, she did not do the same to me. She was cold and also acting like her traumas (Saya memeluk dan menggenggam tangannyi, dia tidak melakukan hal yang sama kepada saya. Dia seperti membeku dan juga bertingkah seperti trauma, Red),” ujar Sumi.

Sampai detik itu, sang ibu tetap tak mau bicara soal adopsi. Sebenarnya ada apa sih? Seperti ada yang ditutupi.

 

Minta Ini Itu setelah 15 Tahun Tak Bertemu. Baca Edisi Senin!

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: