VW Rancang Mobil Otomatis dengan Tiongkok

VW Rancang Mobil Otomatis dengan Tiongkok

VOLKSWAGEN VILORAN ketika dipamerkan pada Pameran Otomotif Internasional Shanghai, April 2001.-HECTOR RETAMAL-AFP-

SHANGHAI, HARIAN DISWAY - Volkswagen (VW) menggandeng Horizon Robotics, perusahaan Tiongkok, untuk pengembangan mobil otonom atau kemudi otomatis. Nilai investasinya adalah 2,4 miliar Euro atau sekitar Rp 36,1 triliun.

Kerja sama itu dilakukan oleh Cariad, lini produksi perangkat lunak milik VW. Menurut pabrikan raksasa Jerman tersebut, Kamis, 13 Oktober 2022, joint venture itu untuk mempercepat perancangan sistem kemudi otomatis yang cocok bagi pasar Tiongkok.

’’Ini memperkuat VW dalam melayani pasar terpenting kami,’’ kata Ralf Brandstaetter, manajer Volkswagen Tiongkok.

Berdasar perjanjian tersebut, Cariad memegang 60 persen saham. Mereka kerja sama itu akan benar-benar bisa terlaksana pada semester pertama 2023.

VW memang sedang mempercepat transisi kendaraan berbahan bakar fosil menjadi bertenaga listrik. Karena itu, mereka sudah lama berinvestasi di Tiongkok. Terutama di bidang produksi baterai.

Sejatinya, hubungan Jerman dan Tiongkok terbilang kurang mulus. Ada sedikit ketegangan. Terutama karena kebijakan nol-Covid Tiongkok yang sangat ketat. Jerman juga terus mencurigai adanya pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Xinjiang. Dan VW pun punya fasilitas di Xinjiang.

Jerman juga sulit melepaskan diri dari Tiongkok. Negeri Panda itu adalah pemasok bahan baku sejumlah industri di Jerman. 

Pada Juni 2022, mantan CEO Volkswagen Herbert Diess pernah menyatakan keprihatinannya pada sikap pemerintah Jerman terhadap Tiongkok. ’’Tanpa kemitraan yang kuat dengan Tiongkok, maka pertumbuhan, kesejahteraan, dan lapangan kerja di Jerman akan lebih sedikit,’’ kata Diess ketika diwawancara majalah Der Spiegel.

Kanselir Olaf Scholz mengatakan bahwa Jerman seharusnya tidak memisahkan ekonominya dari negara-negara kuat, termasuk Tiongkok. Namun Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock justru mengatakan bahwa Berlin tidak boleh bergantung dengan negara yang ’’punya nilai-nilai berbeda.’’ (Doan Widhiandono)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: