Di Asia Tri Jepang, Sri Krishna and Friends Bawa Isu Toleransi dengan Hokja
Sri Khrisna (tengah) mengajak empat personelnya; Pramono pada gitar, Bagus Mazasupa pada keyboard, Endik Barkah, penggebuk drum dan Yabes, pembetot bass.--
Sebagai penampil dari Indonesia, Sri Krishna and Friends bermusik dalam dua sesi selama dua hari, pada 3-4 September. Namun di luar jadwal itu, usai konser, Krishna menyempatkan untuk membuat video klip karya terbarunya, berjudul Sahabat. "Lagunya sudah ada. Tapi visualnya yang belum jadi. Makanya waktu di Jepang, kami buat video klip dengan tetap memakai nama Sri Krishna and Friends," ujar pria yang berkarier solo sejak 2009 itu.
Kegelisahan tentang fenomena sosial, serta kritik terhadap kesewenang-wenangan ada dalam lagu Krishna. Bahkan lagunya Celeng Dhegleng pernah digunakan oleh simpatisan PDIP yang menolak pencalonan Ganjar Pranowo. Padahal Krishna sama sekali tak bermaksud menulis lagu itu untuk kepentingan apa pun.
Sebagai penampil musik, kehadiran Sri Krishna and Friends menjadi catatan baru dalam ajang Asia Tri. Sebab baru pada 2022 ini, ada pementasan musik.--
"Celeng Dhegleng lahir pada tahun 2018 untuk mengkritisi ketimpangan sosial. Tapi kalau politisi memanfaatkan untuk kepentingan mereka, ya urusan mereka. Monggo terserah saja. Kesenian kan multitafsir," ungkap Krishna sempat masuk dalam major label, menghasilkan dua album, namun beralih menjadi musisi indie dan rajin mengeluarkan dua album.
Pementasan di Jepang itu berlangsung sukses. Efeknya, Krishna di-booking Asia Tri untuk dapat tampil lagi tahun depan. Secara musikal, ia dan kawan-kawan dinilai teruji dan mampu menarik antusiasme penikmat. "Malah kemungkinan pada event berikutnya, Indonesia akan jadi tuan rumah Asia Tri," pungkasnya Krishna yang berkarier musik di bawah ke major label, DF Music, di Yogyakarta. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas N)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: