Songkok Buatan Warga Desa Kemuteran Laris di Surabaya dan Jakarta

Songkok Buatan Warga Desa Kemuteran Laris di Surabaya dan Jakarta

Tumpukan songkok yang menawan buatan Desa Kemuteran. Siap dikemas lalu dikirim ke berbagai kota. Pemasarannya telah ada yang mengatur bahkan sudah punya pembeli rutin terutama dari Jakarta dan Surabaya.--

Peci hitam yang selalu dipakai Bung Karno memiliki filosofi khusus. Tak lain karena peci merupakan simbol dari rakyat kecil saat itu. Peci adalah tutup kepala yang sering dipakai oleh kalangan rakyat, bukan oleh raja, petinggi atau bangsawan pada saat itu. 

Peci, khususnya peci hitam seperti diproduksi oleh warga Desa Kemuteran, dalam sejarah bermakna, bahwa jika seseorang memakai peci hitam, maka dianggap sebagai orang cerdas atau berpendidikan. Seperti Ki Hajar Dewantara yang kerap mengenakan peci. Bahkan saat sedang menjalani masa pengasingan di Belanda. 

Lalu ada tokoh bangsa lain yang berinisiatif mengganti blangkon dengan peci. Yaitu Hadji Oemar Said Cokroaminoto. Ada pula Haji Agus Salim yang berasal dari Padang. Konon awalnya, Agus Salim memiliki gaya berpakaian ala Barat. Tetapi setelah Indonesia merdeka, Agus Salim kerap mengenakan peci.

Produksi peci yang dikerjakan oleh warga Desa Kemuteran, terbukti mampu mengangkat perekonomian mereka. ”Tinggal konsistensi saja dan promosi yang lebih besar. Dengan usaha ini, saya yakin kami semua bisa mencapai kesejahteraan,” pungkasnya. (Heti Palestina Y-Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: