Ibul dan Infantino

Ibul dan Infantino

- Annisa Salsabila - Harian Disway-

PRESIDEN Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) Gianni Infantino berkunjung ke Indonesia pada Selasa (18/10). Bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan bertemu Presiden PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule alias Ibul. Pertemuan itu membahas proyek transformasi sepak bola Indonesia pasca-tragedi Kanjuruhan.

Publik sepak bola Indonesia justru geram oleh kedatangan Infantino ke Indonesia. Program transformasi sepak bola yang ditawarkan FIFA mungkin bermanfaat untuk memperbaiki sepak bola Indonesia yang porak-poranda. Tapi, sikap Infantino dan Iwan Bule dikecam keras karena dianggap tidak sensitif dan nir-empati terhadap tragedi terburuk dalam sepak bola dunia itu.

Mungkin maunya Iwan Bule ingin menyenangkan tamunya yang bule Italia itu. Iwan Bule mengajak Infantino bermain fun football, ’sepak bola gembira’, di Stadion Madya, Senayan, malam setelah pertemuan. 

Banyak netizen yang marah oleh adegan fun football itu. Para petinggi PSSI dan FIFA tersebut dianggap bergembira ria di atas penderitaan ratusan korban tragedi Kanjuruhan. Sebuah meme yang diunggah di medsos suporter manggambarakan Infantino dan Iwan Bule bermain di atas kuburan.

Peristiwa itu belum genap sebulan dan masih menyisakan trauma yang berat bagi korban yang masih dirawat maupun bagi para penyintas. Seorang korban baru saja meninggal dunia sehingga total korban meninggal menjadi 134 orang.

Momen itu diunggah di akun resmi Twitter milik PSSI. Juga, dipamerkan foto-foto ketika Infantino berkunjung ke kantor PSSI di kompleks Gelora Bung Karno, Senayan. Infantino, Iwan Bule, dan Yunus Nusi berfoto bersama dengan tertawa gembira.

Beberapa anggota Komite Eksekutif PSSI yang mengikuti rapat juga terlihat melakukan swafoto dengan Infantino. Salah satunya adalah Haruna Sumitro, anggota komite eksekutif yang juga menjadi direktur klub Madura United yang berkompetisi di Liga 1. Foto-foto lain yang menunjukkan momen bahagia banyak beredar di media sosial.pre

Bintang layar lebar Vino G. Bastian mengkritik momen fun football itu. Menurut Bastian, ketimbang tertawa-tawa bermain bola, lebih baik Infantino berkunjung ke Malang dan menemui para korban. Cuitan Bastian itu mendapatkan banyak komentar dari yang kebanyakan menyesalkan acara pamer kebahagiaan itu. 

Sebelum main bola, Infantino bertemu Jokowi dan berbicara mengenai program transformasi sepak bola Indonesia. FIFA akan mendampingi PSSI dan pemerintah Indonesia dalam memperbaiki tata kelola sepak bola. Program yang menjadi andalan adalah perbaikan stadion dan berbagai prasarana fisik serta upgrading kemampuan para pengelola kompetisi di lingkungan PSSI.

Pada kesempatan itu, Infantino menyerahkan tanda mata berupa bola sepak bertulisan nama Jokowi. Ia juga menyerahkan jersey warna merah dengan nomor punggung 1 bertulisan nama Jokowi di atasnya. Momen keakraban itu menjadi penegas bahwa FIFA tidak akan menjatuhkan sanksi terhadap Indonesia.

Program yang ditawarkan FIFA kebanyakan hanya menyentuh persoalan infrastruktur dan masalah teknis penyelenggaraan kompetisi. FIFA sama sekali tidak menyebut soal tanggung jawab moral terhadap tragedi tersebut. Ketika hal itu disinggung, Presiden Jokowi mengatakan hal tersebut menjadi persoalan internal PSSI.

Tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) bentukan Jokowi sudah menyerahkan rekomendasi hasil investigasi selama dua pekan. Poin terpenting dari rekomendasi itu adalah Iwan Bule dan seluruh anggota komite eksekutif harus mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral.

Mahfud Mahmodin alias Mahfud MD yang menjadi ketua TGIPF mengatakan bahwa dalam tragedi Kanjuruhan ini terjadi saling lempar tanggung jawab dengan berdalih dan bersembunyi pada peraturan formal. 

Dengan aturan formal itu, PSSI cuci tangan. Lalu, tanggung jawab dilempar kepada PT LIB dan panitia pelaksana pertandingan lokal. Mahfud mengatakan, saling lempar tanggung jawab itu menunjukkan bahwa pengelolaan organisasi PSSI ruwet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: